Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Infeksi Covid-19 Bisa Mengubah Kepribadian? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 02/01/2022, 20:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infeksi Covid-19 tak hanya menyerang fisik, tetapi juga psikologis seseorang.

Pasalnya, selama pandemi mayoritas masyarakat beraktivitas di dalam rumah, termasuk bekerja dan bersekolah. Hal ini tentu meningkatkan stres bagi bagi kebanyakan orang karena kurangnya interaksi sosial.

Melansir National Geographic, Rabu (29/12/2021) pada puncak Covid-19 yang melanda New York City pada awal tahun 2020, seorang dokter di UGD dr Lorna Breen ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri.

Diketahui bahwa Breen tidak memiliki riwayat penyakit mental, tetapi semuanya berubah setelah dia tertular virus corona.

Baca juga: Stres Selama Pandemi Covid-19, Mungkinkah Orang Jadi Pelupa? Ini Kata Ahli

Pihak keluarganya pun khawatir akan sikap Breen yang kerap kebingungan, selalu ragu-ragu, mudah lelah, dan hampir mengalami katatonik yang terjadi pada beberapa pasien dengan skizofrenia.

Akhirnya, dokter berusia 49 tahun itu dibawa ke bangsal psikiatri di University of Virginia Medical Center. Namun, setelah diizinkan untuk pulang, Breen memutuskan untuk bunuh diri.

“Dia menderita Covid, dan saya yakin itu mengubah otaknya,” kata saudara perempuannya, Jennifer Feist.

Pada saat itu, para dokter baru mengetahui bahwa virus corona tidak hanya menargetkan paru-paru dan jantung tapi berdampak pada organ lain, termasuk otak.

“Banyak orang datang ke rumah sakit dengan depresi berat, halusinasi, atau paranoia, lalu (ketika dites) mereka didiagnosis Covid,” kata ahli saraf dan psikiater di Pusat Medis Irving Universitas Columbia di Manhattan, Maura Boldrini.

Memasuki tahun kedua pandemi, para ahli menilai bahwa dampak pada neurologis akibat Covid-19 dapat bertahan lama atau semakin parah seiring berjalannya waktu.

Mereka mengatakan, setelah pulih dari virus, sejumlah pasien yang mengkhawatirkan dampak seperti kabut otak atau brain fog, menderita gangguan kecemasan atau depresi, tidak dapat berpikir, gangguan memori, dan sulit untuk berbicara dengan lancar.

Gangguan neurologis ini dikenal sebagai Long Covid yang mencakup setidaknya 203 gejala dalam 10 sistem organ di tubuh.

Baca juga: Peneliti Identifikasi 200 Gejala Long Covid, Salah Satunya Penurunan Ukuran Penis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com