Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Rusa Kutub Kabur Cari Makan, Ilmuwan Sebut Dampak Perubahan Iklim

Kompas.com - 27/12/2021, 20:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

KOMPAS.com - Perubahan iklim kian memberi dampak serius pada seluruh makhluk. Seperti kejadian ribuan rusa kutub yang kabur dari Lapland, Finlandia untuk mencari makan.

Penyebabnya, cuaca yang semakin menghangat membuat lumut, makanan mereka, tertutup lapisan es.

Seperti diberitakan BBC Indonesia, Minggu (26/12/2021), para ilmuwan mengatakan suhu di Arktik, Kutub Utara, termasuk di Lapland, memanas dua kali lebih cepat dari bagian dunia lainnya akibat perubahan iklim.

Lapisan es terbentuk saat salju yang turun lebih cepat dari biasanya mulai mencair, atau hujan turun setelahnya.

Hal ini menyebabkan salju basah, yang kemudian membeku menjadi laoisan es yang keras ketika suhu menurun.

Akibatnya, lumut-lumut yang merupakan makanan hewan-hewan kutub seperti rusa kutub pun menjadi tak dapat dikonsumsi, sebab tertutup lapisan es.

Baca juga: Susunan Gen Ungkap Garis Evolusi Rusa Kutub Sinterklas

 

"Rusa kutub tidak dapat menggali es karena terlalu keras, sehingga mereka menjauh untuk mencari tanah bersalju, yang saljunya dapat mereka singkirkan dengan mudah, lalu memakan lumut di bawahnya," kata Jouku Kumpula, ilmuwan senior di Institut Sumber Daya Alam Finlandia.

Seperti diketahui bahwa menggembala rusa kutub adalah mata pencaharian utama bagi banyak masyarakat adat Sami di wilayah Lapland, yang meliputi wilayah Arktik di Swedia, Finlandia, Norwegia dan Semenanjung Kola Rusia.

"Ini adalah operasi sepanjang waktu bagi kami, siang dan malam," kata Tomas Seva, penggembala di timur laut Swedia.

Para penggembala berjuang menemukan kembali rusa-rusa kutub itu karena beberapa di antara kawanan ini kabuh sejauh 100 km.

Tomas Seva mengungkapkan bahwa ada sekitar 8.000 rusa kutub dari desanya dan desa terdekat yang berkeliaran dalam beberapa hari terakhir.

Rusa-rusa kutub kabur cari makan dengan melakukan perjalanan jauh, yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, bahkan terkadang mereka berbaur dengan kawanan lainnya.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Meluas, 200 Rusa Ditemukan Mati di Kutub

Ilustrasi perubahan iklim berdampak pada suhu di Kutub Utara yang kian menghangat. Ilmuwan menemukan dampaknya terhadap satwa liar di Arktik, salah satunya pada kawanan karibu (caribou), spesies rusa kutub di salah satu benua terdingin di Bumi.SHUTTERSTOCK/Dmitry Chulov Ilustrasi perubahan iklim berdampak pada suhu di Kutub Utara yang kian menghangat. Ilmuwan menemukan dampaknya terhadap satwa liar di Arktik, salah satunya pada kawanan karibu (caribou), spesies rusa kutub di salah satu benua terdingin di Bumi.

"Jadi, memisahkan mereka dari kawanan lain dan membawa mereka kembali adalah tantangan besar, kami benar-benar stres," kata dia.

Rusa kutub kabur dampak perubahan iklim di Arktik

Lebih lanjut para ilmuwan mengatakan bahwa peristiwa ribuan rusa kutub kabur cari makan di kawasan Arktik ini sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

"Dua tahun lalu, kondisi musim dingin menyulitkan rusa kutub dan penggembala mereka di ketiga negara Nordik," kata peneliti Finlandia Jouku Kumpula.

"Sebelumnya, musim dingin semacam ini dialami sekali dalam periode 30 tahun, tetapi dampaknya jadi lebih sering terjadi akibat perubahan iklim yang sedang berlangsung," jelas Kumpula.

Pada saat itu pun, rusa kutub juga hilang. Bahkan, beberapa sudah kelaparan saat ditemukan dan menderita gangguan pencernaan. 

 

Baca juga: Akibat Es Laut Arktik Mencair, Beruang Kutub Kejar dan Mangsa Rusa

Matti Sarkela dari Asosiasi Penggembala Rusa Finlandia mengatakan alasan hewan pergi ke selatan.

"Saat suhu mulai menghangat setelah salju turun lebih awal, rusa kutub mengendus datangnya udara hangat/ Itu biasanya dari selatan, kami menyebutnya cuaca hangat dari Inggris. Rusa mulai bergerak ke arah udara hangat menuju selatan," paparnya.

Beberapa penggembala Lapland pun mulai memberi makan rusa kutub peliharaan mereka dengan makanan tambahan, dengan harapan bisa memecahkan masalah.

"Mereka adalah hewan yang berkeliaran bebas sehingga mereka sering mencoba mencari makan sendiri, tetapi frekuensi lapisan es di vegetasi musim dingin mereka meningkat," ungkap Sarkela.

"Oleh karena itu para penggembala mulai memberi makan hewan-hewan ini di musim dingin," kata Profesor Oystein Holand dari Universitas Norwegia.

Oystein menambahkan para penggembala memberi jerami dan makanan tambahan lainnya untuk rusa-rusa kutub itu selama musim dingin sehingga mereka tidak perlu berkeliaran untuk mencari makanan selama musim dingin.

Baca juga: Kasus Langka, Bola Mata Rusa Ini Ditumbuhi Rambut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com