Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cedera Saraf Tulang Belakang, Ketahui Pencegahan, Rehabilitasi Medik hingga Penanganannya

Kompas.com - 20/12/2021, 12:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spinal Cord Injury atau cedera saraf tulang belakang adalah cedera pada tulang belakang baik langsung (kecelakaan ataupun jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian.

Cedera tulang belakang dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema dan hipoksia jaringan.

Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) Cabang Jakarta, Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS(K) mengatakan, kasus cedera saraf tulang belakang jumlahnya tidak sebanyak cedera pada otak. 

Kasus Spinal Cord Injury yang dialami oleh Laura Anna sejak dua tahun lalu itu menjadi salah satu dari kasus cedera saraf tulang belakang di Indonesia ini.

"Tidak ada data global yang persis berapa banyak orang yang memiliki cedera ini (akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh, luka tusuk atau tembak)," kata Wawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/12/2021). 

Namun, data nasional dan regional di dunia melaporkan, sekitar 300-1300 orang yang mempunyai cedera saraf tulang belakang di antara 1 juta penduduk. 

Baca juga: Peradangan Tulang Belakang Langka Terkait Covid-19 Ditemukan di 21 Negara

 

Jika mengacu pada angka ini, kata Wawan, walau data di Indonesia belum ada, diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang menderita cedera saraf tulang belakang di Indonesia.

Jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik saraf ke dan dari seluruh tubuh dan mengatur semua aktivitas tubuh. 

Selain otak, sumsum tulang belakang sebagai bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf dan disebut sistem saraf pusat (SSP). 

Dari dua sistem utama yang beroperasi, fungsi sistem saraf tulang belakang yakni sebagai berikut.

  • Pertama, mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan otot gerak (jalur motorik) dan jalur otonom yang bertugas mengendalikan jantung, usus, dan organ lainnya.
  • Kedua, mengirimkan informasi dari luar melalui kulit, otot, dan organ lainnya ke otak yang disebut dengan jalur sensorik.

Oleh karena fungsi sistem saraf tulang belakang sangat penting, jika terjadi benturan keras, akibat kecelakaan dan lain sebagainya yang dapat membuat trauma atau cedera pada sumsum tulang belakang, maka itu akan mengakibatkan kerusakan pada anggota tubuh lainnya.

Baca juga: Apa Fungsi Sumsum Tulang Belakang?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com