Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akselerasi Sistem Layanan Digital Kunci Tuntaskan Kesenjangan Akses Kesehatan di Masyarakat

Kompas.com - 09/12/2021, 12:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli yakin bahwa momentum pandemi Covid-19 adalah waktu yang baik untuk berkolaborasi dalam rencana digitalisasi sistem kesehatan di Indonesia, demi menuntaskan kesenjangan akses kesehatan di masyarakat.

Digitalisasi layanan kesehatan dapat menjadi salah satu solusi dalam memperkecil ketimpangan layanan kesehatan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat di daerah pelosok dan terpencil.

Sebab, selama pandemi Covid-19 terjadi meskipun layanan kesehatan belum merata untuk seluruh daerah di Indonesia, tetapi telah terjadi peningkatan konsumsi layanan kesehatan melalui berbagai platform digital.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Telemedisin dan Layanan Kesehatan Digital Makin Krusial di Indonesia

Kesenjangan yang terjadi sangat terkait dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, konektivitas, dan belum dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. 

Akibatnya, masih banyak masyarakat di daerah, khususnya daerah yang terpencil atau hanya memiliki fasilitas kesehatan primer, yang belum mendapatkan akses yang layak pada layanan kesehatan. 

Hal-hal ini tentunya yang harus segera ditangani, mengingat salah satu fokus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah telemedicine.

Chief Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan RI, Setiaji ST MSi mengatakan, rencana digitalisasi sistem kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah nantinya harus dapat meliputi seluruh tahapan kehidupan mulai dari dalam kandungan hingga lansia.

Digitalisasi sistem kesehatan melalui pencatatan berbasis rekam medis, dan bersifat individu, yang bisa diintegrasikan oleh fasilitas kesehatan (faskes).

"Peluang yang ada terlihat dari semakin meningkatnya pengguna ponsel pintar dan internet, pertumbuhan layanan internet yang terus berupaya menjangkau area terpencil, dan ekspektasi pertumbuhan pendapatan layanan kesehatan sebesar 60 persen di tahun 2022," kata Setiaji dalam diskusi daring bertajuk Akselerasi Digitalisasi untuk Menjawab Ketimpangan Layanan Kesehatan di Indonesia Melalui Kolaborasi, Selasa (30/11/2021).

Adapun yang menjadi cakupan prioritas program transformasi digital kesehatan meliputi pengembangan dan integrasi data kesehatan, yakni dengan meningkatkan kualitas kebijakan kesehatan berbasis data yang akurat, yang terbaru, dan lengkap.

Selanjutnya, pengembangan dan integrasi aplikasi kesehatan yakni agar terjadi efisiensi layanan kesehatan di level puskesmas, klinik, rumah sakit, laboratorium, dan apotek yang perlu menjadi perhatian, mengingat masih banyak nakes dengan literasi digital rendah.

Serta, pengembangan ekosistem teknologi kesehatan agar inovasi teknologi kesehatan canggih dan ekosistem antar pemerintah, industri, dan masyarakat.

"Kehadiran telemedicine diharapkan dapat menjawab ketimpangan layanan kesehatan di daerah," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Acces to Care Manager, Phillips Indonesia, Marjolijn Heslinga mengatakan akan ikut berpartisipasi dalam kolaborasi meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat atas akses kesehatan di Indonesia.

"Phillips memahami bahwa penting untuk memperluas akses pada layanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang terlayani," kata Marjolin.

Baca juga: Digital Health Tumbuh, Ketua IDI Ingatkan Hanya untuk Konsultasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com