Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Omicron, Antibodi Penetralisir Vaksin Pfizer Turun 41 Kali Lipat

Kompas.com - 08/12/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Temuan terbaru menunjukkan, sebagian varian Omicron dapat menghindari perlindungan dari dua dosis vaksin Pfizer. Hal ini disampaikan kepala penelitian laboratorium di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Afrika Selatan, Selasa (7/12/2021).

Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang telah menerima dua dosis vaksin dan memiliki antibodi dari infeksi sebelumnya sebagian besar mampu menetralkan varian Omicron. Ahli menyebut, kemungkinan dosis booster vaksin dapat membantu untuk menangkis infeksi.

"Ada penurunan efikasi dari vaksin (Pfizer) yang sangat besar dalam netralisasi varian Omicron dibanding varian lain," ungkap Alex Sigal, seorang profesor di Institut Penelitian Kesehatan Afrika, mengatakan di Twitter.

Dalam data yang diunggah ke laman web lab, laboratorium menguji darah dari 12 orang yang sudah divaksin lengkap dengan menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech. Untuk informasi, data awal dalam laporan itu belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Baca juga: Laporan Awal, Varian Omicron Lebih Ringan Dibanding Varian Delta

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/12/2021), menurut laporan tersebut, antibodi dalam darah milik lima dari enam orang yang sudah vaksin dan sebelumnya terinfeksi Covid-19 masih bisa menetralkan varian Omicron.

"Hasil ini lebih baik dari yang saya harapkan. Semakin banyak antibodi yang Anda dapatkan, semakin besar kemungkinan Anda terlindungi dari Omicron," kata Sigal di Twitter.

Dia mengatakan laboratorium belum menguji varian terhadap darah dari orang yang telah menerima dosis booster, karena belum tersedia di Afrika Selatan.

Menurut laporan, laboratorium mengamati penurunan 41 kali lipat dalam tingkat antibodi penetralisir terhadap varian Omicron.

Sigal mengatakan di Twitter bahwa angka tersebut kemungkinan akan berubah ketika labnya melakukan lebih banyak eksperimen.

Antibodi penetralisir merupakan indikator respons kekebalan tubuh. Para ilmuwan percaya, jenis sel lain seperti sel B dan sel T juga dirangsang oleh vaksin dan membantu melindungi dari efek virus corona.

Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, telah memicu alarm secara global akan lonjakan infeksi lainnya, dengan lebih dari dua lusin negara dari Jepang hingga Amerika Serikat melaporkan kasus tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan varian Omicron sebagai variant of concern pada 26 November.

Hingga saat ini, tidak ada bukti yang mendukung perlunya vaksin baru yang dirancang khusus untuk mengatasi varian Omicron yang memiliki jauh lebih banyak mutasi.

Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi di Puluhan Negara, tapi Delta Masih Mendominasi

Belum ada data signifikan tentang bagaimana vaksin dari Moderna (MRNA.O), Johnson & Johnson (JNJ.N) dan obat lain bertahan terhadap varian Omicron. Semua produsen, termasuk Pfizer dan BioNTech, diharapkan merilis data mereka sendiri dalam beberapa minggu.

CEO BioNTech Ugur Sahin mengatakan kepada NBC News pada hari Selasa (7/12/2021) bahwa produsen obat mungkin memiliki data baru berkaitan dengan varian Omicron pada hari ini atau besok.

Pakar penyakit menular terkemuka AS Dr. Anthony Fauci mengatakan pada hari Selasa (7/12/2021), bukti awal menunjukkan bahwa varian Omicron dari virus corona kemungkinan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi tetapi tidak terlalu parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com