Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Varian Omicron Lebih Mudah Menginfeksi Ulang Penyintas Covid-19

Kompas.com - 06/12/2021, 11:02 WIB
Zintan Prihatini,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Para peneliti di Afrika Selatan menemukan beberapa bukti bahwa varian Omicron lebih mudah menginfeksi ulang penyintas Covid-19, dibandingkan varian sebelumnya.

"Bertentangan dengan bayangan dan pengalaman kami dengan varian sebelumnya, saat ini kami mengalami peningkatan risiko infeksi ulang yang melebihi pengalaman kami sebelumnya," ujar direktur dari Centre for Epidemiological Modelling and Analysis di Afrika Selatan, Juliet Pulliam dilansir dari CNN, Jumat (3/12/2021).

Riset tersebut dilakukan Pulliam dan timnya dengan mengamati laporan infeksi virus corona terhadap 2,7 juta orang di Afrika Selatan sejak awal pandemi, termasuk lebih dari 35.000 orang yang didiagnosis Covid-19 lebih dari sekali.

"Kami mengidentifikasi 35.670 orang dengan setidaknya dua dugaan infeksi (hingga 27 November 2021), 332 orang dengan dugaan infeksi ketiga, dan 1 orang dengan empat dugaan infeksi," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Baca juga: Varian Omicron Mungkin Mengambil Gen Virus Flu Biasa, Peneliti Jelaskan

Kemudian, mereka mencatat di antara individu yang terinfeksi lebih dari satu kali, sebanyak 47 orang atau 14,2 persen mengalami infeksi ketiga mereka pada November 2021.

"(Hasil itu) menunjukkan bahwa banyak infeksi (Covid) ketiga terkait dengan penularan varian Omicron," kata peneliti.

Selain itu, tim peneliti menduga peningkatan kasus di Afsel mengindikasikan terjadinya penyebaran Omicron, bukan faktor lain seperti penurunan kekebalan.

Pejabat setempat mengatakan, varian Omicron saat ini telah menjadi jenis virus corona yang dominan di Afrika Selatan.

Sebanyak 74 persen dari sampel yang diurutkan secara genetik pada bulan November disebut merupakan varian Omicron.

Kendati demikian, para peneliti masih memerlukan lebih banyak data terkait pengaruh varian Omicron terhadap infeksi ulang penyintas Covid-19.

"Waktu perubahan ini sangat menunjukkan bahwa infeksi ulang didorong oleh munculnya varian Omicron," tulis para peneliti.

Sebelum munculnya varian virus baru, varian Delta telah menjadi varian paling umum di Afrika Selatan, serta mendominasi secara global.

“Bukti tingkat populasi menunjukkan, bahwa varian Omicron dikaitkan dengan kemampuan substansial untuk menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya,” lanjut peneliti studi.

Baca juga: Mengapa Varian Omicron Ditemukan Jelang Libur Nataru? Ini Penjelasan Ahli

Artinya, peneliti menyebutkan bukti tersebut sangat penting bagi kesehatan masyarakat khususnya di negara-negara seperti Afrika Selatan.

Di sisi lain, Harry Moultrie, ahli epidemiologi medis senior di Center for Tuberkulosis di National Institute for Communicable Diseases Afrika Selatan mengungkapkan, prioritas mereka saat ini adalah menemukan bagaimana vaksin dapat menurunkan angka kejadian varian Omicron, penularannya, serta tingkat keparahan penyakit.

"Meskipun terdapat mungkin menimbulkan beberapa dampak, kemungkinan vaksin masih akan memberikan tingkat perlindungan. Dosis (vaksin) booster mungkin menjadi kunci dalam memberikan tingkat perlindungan yang tinggi," jelas Michael Head, peneliti senior di bidang kesehatan global di University of Southampton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com