Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia Perlu Evolusi Perilaku, Apa Maksudnya?

Kompas.com - 22/11/2021, 13:00 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Oleh karena itu, Tara mengusulkan untuk menanamkan kesadaran pada masyarakat bahwa bertanggung jawab terhadap sampah adalah langkah kebaikan sederhana namun berdampak besar.

Caranya dengan memberikan sense of purpose, karena seseorang baru akan termotivasi jika apa yang dilakukannya memiliki tujuan dan arti.

"Lebih bijak mengelola sampah bisa menjadi salah satu bentuk sense of purpose bahwa mereka sudah berhasil mewujudkan purpose yang positif bagi diri dan lingkungannya," kata Tara.

"Setelah itu, perbuatan bijak ini perlu didukung dan dipertahankan dengan adanya self reward, sesederhana mengapresiasi diri bahwa kita telah melakukan sebuah kebaikan. Pada akhirnya, self reward ini dapat menjadi dorongan bagi seseorang untuk mengubah perilakunya secara jangka panjang,” imbuhnya.

Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya

Apa yang sudah dilakukan?

Pemerintah Indonesia menargetkan angka pengurangan sampah hingga 30 persen pada 2025. Untuk merealisasikan tujuan ini, berbagai regulasi dan gerakan yang menegaskan pentingnya kolaborasi dari seluruh pihak telah dilakukan.

Erik Armundito, S.T., M.T., Ph.D, Perencana Madya pada Direktorat Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengatakan, peran individu dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan target nasional penanggulangan sampah, termasuk sampah plastik.

Ada lima hal terkait penanganan dan pengelolaan sampah yang telah dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah di tahun 2020-2024 dan rencana pembangunan nasional jangka panjang.

Kelima hal kunci yang mendorong perubahan sosial dan perilaku masyarakat adalah:
1. Peraturan perundangan dan turunannya, yang mengatur tentang pengelolaan dan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir;
2. Peningkatan pemahaman terhadap masyarakat, bisa melalui sosialisasi, pendampingan, kampanye pelatihan, hingga datang ke sekolah-sekolah;
3. Tokoh panutan, yaitu mereka yang memiliki komitmen terhadap pengelolaan sampah, bisa jadi pejabat, wakil rakyat, tokoh agama, tokoh masyarakat, ataupun dari public figure;
4. Penyediaan fasilitas-fasilitas pengelolaan sampah; dan
5. Penegakan hukum

Sementara itu, dari sisi produsen, Maya Tamimi selaku Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation berkata bahwa Unilever Indonesia telah menerapkan upaya dari hulu ke hilir, mulai dari mendesain produknya hingga ke paska penggunaan kemasan oleh konsumen.

"Edukasi ke masyarakat dan khususnya konsumen menjadi salah satu fokus yang kami lakukan. Misalnya, baru-baru ini kami meluncurkan gerakan #GenerasiPilahPlastik untuk mengajak masyarakat menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com