KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan wadah berbahan plastik masih sering dijumpai. Harganya yang relatif murah dan mudah ditemukan menjadi salah satu alasan bagi sebagian besar orang menggunakannya.
Bagi Anda yang menggunakan produk-produk tersebut, mungkin tak asing dengan istilah BPA. Misalnya pada produk bayi yang sering dilabeli dengan logo BPA-Free.
Lantas,sebenarnya apa itu BPA?
Bisphenol-A atau yang biasa disebut dengan BPA adalah bahan kimia yang digunakan dalam kemasan plastik polikarbonat untuk membuat plastik tetap keras dan tidak mudah hancur. Lazimnya, BPA kerap dipakai dalam kemasan galon.
Baca juga: Bahaya Bhispenol A dalam Plastik, YLKI: Konsumen Butuh Standar Lebih Tinggi
Selain pada plastik, BPA juga digunakan untuk melapisi bagian kemasan dari makanan kalengan, produk kebersihan, pipa suplai air, dan dental sealant atau lapisan plastik tipis yang dipasang untuk melindungi gigi dari kerusakan.
Penggunaan produk yang terkontaminasi BPA secara terus-menerus akan memengaruhi kesehatan tubuh, bahkan bisa membahayakan kesehatan. Terlebih jika bayi atau anak-anak yang terkena paparan BPA tersebut.
Meski saat ini sudah banyak produk bayi yang tidak lagi menggunakan BPA, namun beberapa produk lainnya masih saja ada yang mengandung BPA.
Dalam diskusi virtual bertema "Mendesain Regulasi Bisphenol-A (BPA) yang Tepat" yang diselenggarakan Centre for Public Policy Studies (CPPS), Rabu (13/10/2021), Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengungkapkan bahwa BPA berisiko tinggi memengaruhi kesehatan bayi.
"Tidak hanya di botol dot tetapi juga di peralatan makan lainnya, di peralatan makanan-makanan kaleng. Yang membuat BPA ini berbahaya adalah ketika ada pemanasan berulang kali dari plastik, sehingga bagian dari BPA ini larut ke dalam makanan yang ada di dalam asupan di dalam botol," ujarnya.
Pada ibu hamil, BPA dengan mudah masuk ke dalam rantai makanan antara ibu dan bayi. Biasanya BPA ditemukan dalam urin, darah, tali pusar, maupun ASI.
"Janin dan bayi juga bisa terpapar BPA karena kalau pun mereka ngga mengonsumsi susu formula, dari tali pusar bisa kena (BPA) dan masuk, lalu bisa juga kalo dia minum ASI, ASInya perahan yang ditaro di dot juga bisa. Atau kalau menyusui (langsung), dan ibunya menggunakan banyak (benda) yang terkontaminasi BPA tanpa disadari," tutur Nia.