Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Uji Coba Berburu Plastik Pakai Satelit, Untuk Apa?

Kompas.com - 07/11/2021, 12:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Setidaknya ada sekitar 10 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahun. Namun dari jumlah tersebut, peneliti hanya mengetahui 1 persen dari jumlah tersebut, sementara plastik sisanya tak diketahui.

Mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berinisiatif untuk mendeteksi plastik yang mengambang dengan pemantauan berbasis ruang. Dan pemantauan satelit di masa depan pun menjadi harapan untuk melacak jangkauan dan arah plastik-plastik itu.

Untuk menguji apakah teknologi luar angkasa dapat mendeteksi sampah plastik dari orbit, peneliti pun melakukan uji coba yang berlangsung di lembaga penelitian Deltares.

Baca juga: Sampah Plastik Bikin Pantai Lebih Panas di Siang Hari, Makin Dingin saat Malam

Seperti dikutip dari Phys, Sabtu (6/11/2021) uji coba dilakukan dengan membangun sebuah tempat yang akan digunakan untuk menyimulasikan deteksi plastik dengan satelit.

"Fasilitas unik seluas 650 m persegi ini dilengkapi dengan generator gelombang untuk menciptakan gelombang air dalam yang realistis yang dapat ditemukan di laut," ungkap Anton de Fockert, pakar aliran dari lembaga penelitian Deltares.

Selanjutnya, plastik yang digunakan untuk uji coba termasuk bahan yang sebelumnya diambil dari laut melalui kampanye pembersihan yang dilakukan oleh Stichting de Noordzee dan Schone Rivieren.

Beberapa jenis barang yang banyak ditemukan di laut antara lain tas, botol, jaring, tali laut, peralatan makan, dan styrofoam. Barang-barang non-plastik tambahan seperti puntung rokok juga ditambahkan untuk lebih meniru distribusi aktual yang ditemukan di laut.

"Uji coba pertama ini berlangsung selama dua minggu, ditambah satu minggu awal untuk penyiapan. Kami mulai dengan sederhana di mana banyak plastik mengambang tanpa gelombang kemudian membuat gelombang semakin besar," jelas Peter de Maagt, peneliti lain yang terlibat.

Tim lainnya kemudian menggunakan teknologi seperti radar penginderaan jauh dan pemanfaatan reflektomtri GNSS yang bergantung pada sinyal yang dipantulkan dari satelit navigasi.

Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya

Sementara itu tim gabungan dari University of Alberta di Kanada dan Technical University Delf Belanda melakukan analisis fisik mendasar yang mungkin dimanfaatkan untuk memperkirakan konsentrasi plastik di masa depan.

Data dari uji coba tersebut kini sedang diproses. Namun hasil awal terlihat menjanjikan, ini menunjukkan metode yang mereka lakukan dapat digunakan untuk mendeteksi plastik. Tapi masih banyak analisis yang harus dilakukan untuk menyempurnakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com