Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Besar Ditemukan di Es Tertua Arktik, Apa Itu?

Kompas.com - 21/10/2021, 11:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan jika ada sebuah lubang besar terbuka di es tertua Arktik dan paling tebal di Kutub Utara pada Mei 2020.

Para peneliti sebelumnya mengira bahwa area es tersebut merupakan yang paling stabil di Arktik tetapi lubang itu menandakan jika es purba tersebut rentan mencair.

Mengutip Live Science, Rabu (20/10/2021) lubang atau celah yang disebut sebagai polynya itu ditemukan di utara Pulau Ellesmere, pulau paling utara Kanada dan tepat di barat Greenland.

Polynya itu menurut peneliti terbentuk pada 14 Mei 2020.

Satu hari kemudian atau pada 15 Mei, polynya makin membesar dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 km. Lubang es Arktik ini kemudian tertutup dengan cepat pada 26 Mei.

Baca juga: Es Laut Arktik Terus Mencair, Sungai yang Memanas Disebut Penyebabnya

 

"Utara Pulau Ellesmere punya banyak lapisan es tebal yang sulit cair sehingga secara umum kita belum pernah melihat bentuk polynya (lubang es Arktik) di wilayah itu sebelumnya," ungkap Kent More, penulis utama studi dari University of Toronto-Mississauga.

Namun dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters itu peneliti rupanya juga menemukan jika sebelumnya sudah ada lubang serupa yang terbentuk pada tahun 1988 dan 2004

Mengutip USA Today, polynya atau lubang besar di es Arktik itu dapat terbentuk dalam dua cara berbeda. Pertama, air di bawah yang terlalu hangat untuk es atau jika angin meniup es.

Baca juga: Pemanasan Kutub Utara dan Pencairan Es Laut Arktik Pengaruhi Atmosfer

Laut Arktik di Kutub Utara. Es laut, lapisan es di Laut Arktik Kutub Utara.Shutterstock/Kertu Laut Arktik di Kutub Utara. Es laut, lapisan es di Laut Arktik Kutub Utara.

Akan tetapi, terbentuknya lubang di Pulau Ellesmere ini menurut David Babb, peneliti es laut di University of Manitoba Winnipeg, Kanada, bukan hal yang biasa karena angin di daerah itu tak sekuat angin di dekat pantai.

"Pembentukan polynya di daerah itu sangat menarik. Ini seperti retakan pada perisai lapisan es padat yang biasanya ada di daerah itu. Jadi pembentukan polynya benar-benar menyoroti bagaimana Arktik berubah," kata Babb.

Peneliti pun menduga jika lubang es Arktik sendiri dapat terbentuk, karena es semakin tipis lantaran suhu global terus meningkat.

Sebab, daerah Pulau Ellesmere sendiri diketahui mulai mengalami suhu yang menghangat.

Baca juga: Pertama Kali Terjadi, Es di Laut Arktik Gagal Membeku

 

Dan di masa depan, bukannya tak mungkin polynya akan lebih sering terjadi. Dalam jangka pendek, lubang atau area terbuka ini dapat menjadi oasis kehidupan.

Saat sinar matahari mengenai es berarti tanaman di bawah lapisan dapat berfotosintesis yang membawa lebih banyak ikan dan menngkatkan siklus makanan di daerah tersebut.

Termasuk juga menarik burung laut, anjing laut, dan beruang kutub.

Kendati demikian ledakan kehidupan ini hanya sementara saja.

Sebab menurut Moore dalam jangka panjang jika area atau lubang es Arktik ini terbuka menjadi permanen pada akhirnya lingkungan justru menjadi sangat hangat, sehingga spesies yang bergantung pada es tak dapat bertahan hidup.

Baca juga: Es di Permukaan Laut Arktik Berkurang Mendekati Rekor Terendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com