Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 18:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Rencana Badan Riset dan Inovasi (BRIN) memindahkan Lembaga Eijkman ke Cibinong menuai beragam reaksi. Alasan dipindahkan Eijkman ke Cibinong, karena tempat yang saat ini disebut sulit dikembangkan.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (18/10/2021), Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio mengaku keberatan dengan rencana pemindahan gedung Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBME) yang berlokasi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta ke Gedung Genomik di Cibinong, Jawa Barat.

Salah satu alasan keberatan Amin terkait Eijkman dipindah ke Cibinong adalah konsep co-working space yang dinilai tidak cocok dengan Eijkman.

Sebab, kegiatan riset sangat berkaitan dengan keamanan informasi riset dan alat-alatnya, sehingga penggunaan alat harus dibatasi.

"Ya untuk penelitian lain bisa, tapi untuk Eijkman kurang cocok, kita ketahui lembaga Eijkman ini walaupun sifat terbuka untuk kerja sama dengan siapapun, tetapi untuk masuk ke dalam itu (laboratorium) kan semua harus dibatasi ya, karena masalah security alat-alat itu dan juga dari spesimen dan informasi yang ada," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/10/2021).

Baca juga: Februari 2021, Eijkman Targetkan Penuhi Tahap Produksi Vaksin Corona

 

Tak hanya itu, pemindahan Eijkman ke gedung genomik Cibinong, Amin menilai bahwa proses pemindahan sebuah pusat riset tidaklah sederhana, sebab, alat-alat laboratorium sangat sensitif.

Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Laksana Tri Handoko saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/10/2021) mengatakan bahwa rencana pemindahan Eijkman ke Cibinong sudah ada sejak tahun lalu.

"Karena para pengelola Eijkman menyampaikan lokasi sekarang sudah terlalu sempit dan sulit dikembangkan," kata Handoko.

Selain itu, alasan lain, menurutnya, Eijkman sudah mendapat beberapa kali notifikasi dari Kementerian Kesehatan untuk pindah, karena aset tersebut milik Kemenkes, dan RSCM membutuhkan perluasan.

Terkait pertimbangan pindah ke Cibinong ini, Handoko menilai bahwa CSC (Cibinong Science Center) merupakan kawasan riset life sciences yang sudah lengkap dengan berbagai fasilitasnya, sehingga biaya akan sangat minimal.

"Kebetulan baru dibangun lab genomic di CSC (Cibinong) yang baru selesai Agustus lalu, dan saat ini baru dipasang listrik. Sehingga pemindahan lab (Eijkman) secara bertahap bisa dilakukan segera sampai dengan Desember 2021," kata Handoko.

Baca juga: Eijkman: Virus Corona di Indonesia Tidak Datang Langsung dari Wuhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com