Aditya menekankan, meskipun berisiko tinggi menyebabkan kematian ibu dan janin, karena kerap tidak ada gejala, tetapi dengan deteksi lebih dini, maka risiko tersebut bisa ditekan.
"Salah satu deteksi dini yang cukup akurat mendeteksi adanya preeklamsia pada ibu hamil adalah dengan biomarker sFlt-1 and PIGF," katanya.
Deteksi dini cukup mudah dilakukan, para ibu hamil bisa mengakses pengujian preeklamsia lewat tes darah di berbagai rumah sakit dan laboratorium.
Baca juga: 9 Langkah Mencegah Preeklampsia pada Ibu Hamil
Biomarker sFlt-1/PIGF dapat memprediksi kemungkinan terjadinya preeklamsia pada kehamilan, bahkan sejak trimester pertama kehamilan.
Sehingga, semakin dini kondisi preeklamsia dapat diprediksi, maka dokter dapat memberikan perawatan yang lebih cepat dan tepat.
"Kita juga bisa mengetahui perubahan kadar protein angiogenik seperti sFlt-1 dan PIGF dapat dideteksi sebelum gejala preeklamsia terjadi," kata dia.
Selain digunakan untuk mendeteksi, sFlt-1 dan PIGF, dan rasio sFlt-1/PIGF, dapat digunakan untuk mendiagnosis preeklamsia ibu hamil. Bahkan, telah terbukti memiliki kinerja tes yang lebih tinggi daripada standar saat ini (menggunakan tekanan darah dan proteinuria).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.