Setelah 6 Bulan, Efektivitas Vaksin Pfizer Turun Jadi 47 Persen

KOMPAS.com - Menurut data studi yang dipublikasikan pada Senin lalu, menunjukkan efektivitas vaksin Pfizer turun menjadi 47 persen setelah 6 bulan.

Laporan itu menjadi pertimbangan badan kesehatan Amerika Serikat ketika diputuskan perlunya suntikan booster vaksin Covid-19 tersebut.

Dilansir dari Reuters, Rabu (6/10/2021), data studi yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet, sebelumnya telah dirilis sebelum peer review pada Agustus lalu.

Analisis studi ini menunjukkan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dikembangkan Pfizer dan mitranya BioNTech, tetap tinggi hingga 90 persen dalam mencegah rawat inap dan kematian, setidaknya selama enam bulan.

Bahkan, kemampuan vaksin Covid-19 Pfizer dalam melindungi dari varian Delta, yang dikenal lebih menular juga tinggi.

Baca juga: Studi: Efektivitas Vaksin Pfizer dan Moderna Terus Berkurang, Apa Penyebabnya?

Kendati demikian, menurut peneliti data menunjukkan bahwa penurunan efektivitas vaksin Pfizer turun setelah 6 bulan ini disebabkan oleh semakin memudarnya kemanjuran, dibandingkan varian virus corona yang lebih menular.

Para peneliti dari Pfizer dan Kaiser Permanente mempelajari catatan kesehatan elektronik dari sekitar 3,4 juta orang yang menjadi anggota Kaiser Permanente California Selatan antara Desember 2020, yakni ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia, hingga Agustus 2021.

"Analisis spesifik varian kami dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin (Pfizer-BioNTech) efektif terhadap semua varian yang menjadi perhatian saat ini, termasuk Delta," kata Luis Jodar, wakil presiden senior dan kepala petugas medis di vaksin Pfizer.

Kendati demikian, penelitian efektivitas vaksin Pfizer setelah 6 bulan ini memiliki keterbatasan data potensial, yakni terkait kurangnya data tentang kepatuhan masyarakat yang telah divaksin terhadap pedoman penggunaan masker.

Baca juga: Efikasi Vaksin Pfizer Efektif 100 Persen, Apakah Vaksin Ini Kebal Covid-19?