Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Farmasi Optimistis Molnupiravir Bisa Jadi Alternatif Penanganan Covid-19

Kompas.com - 06/10/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Obat antivirus molnupiravir dilirik banyak negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Australia.

Dalam telekonferensi pers pada Senin (4/10/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mereview obat-obatan baru untuk Covid-19.

"Tapi juga bisa obat-obatan anti virus baru seperti yang sekarang lagi ramai didiskusikan Molnupiravir dari Merck, Sharp & Dohme (MSD). Jadi obatan-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya,” ungkap Budi dalam telekonferensi pers di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Dilirik Indonesia, Pil Apa Itu?

Kata ahli

Berkaitan dengan hal tersebut, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt mengatakan, molnupiravir ini adalah harapan baru untuk pengobatan Covid-19.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam laporan sementara uji klinis fase 3 hasilnya mengungkap bhawa obat oral molnupiravir mampu menekan risiko rawat inap hingga kematian karena Covid-19 hingga 50 persen.

Untuk diketahui, molnupiravir merupakan obat antivirus untuk mengobati Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Merck, Sharp & Dohme (MSD), Emory University, dan Ridgeback Biotherapeutics.

"Kalau dari data yang di laman Marck memang baik, meski belum diterbitkan di jurnal ilmiah," kata Zullies kepada Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

"Datanya itu memang baik, sampai-sampai mereka (Marck) tidak harus melakukan uji klinis sampai akhir," imbuhnya.

"Karena (rencana awal melibatkan) 1.850 responden, sementara ini baru melibatkan 762 subyek dan hasilnya baik, kemudian mereka akan melanjutkan sampai 1.500 orang tapi FDA (Food and Drug Administration AS) sudah menyarankan untuk tidak perlu melanjutkan karena hasilnya sudah baik, sehingga sekarang bersiap mengajukan EUA (emergency use authorization)."

Dari data tersebutlah, Zullies optimistis bahwa molnupiravir dapat membantu menangani Covid-19.

Selain itu, kata dia, hal yang menguntungkan dari molnupiravir adalah penggunaannya yang diminum atau oral, sehingga pasien dapat mengonsumsinya di rumah atau untuk pasien isoman.

Hal tersebut berbeda dengan obat remdesivir yang pemakaiannya hanya bisa lewat infus.

Zullies pun melihat, jika nanti molnupiravir sudah dipasarkan, dari segi obat Covid-19 ini akan baik untuk menjadi alternatif selain favipiravir.

Baca juga: Kabar Baik, Obat Molnupiravir Bisa Tekan Risiko Rawat Inap Covid-19 hingga 50 Persen

"Ini (molnupiravir) bisa jadi alternatif lain dari favipiravir. Kalau hanya mengandalkan favipiravir kan juga jumlahnya terbatas karena seluruh dunia membutuhkan. Jadi kalau dari segi obat, saya kira bagus, sebuah harapan," ungkapnya.

Dijelaskan Zullies, obat molnupiravir memiliki cara kerja yang mirip dengan favipiravir, yakni menghambat reproduksi virus.

"Sebenarnya kalau secara spesifik sangat mirip dengan (obat) favipiravir karena (obat) bekerjanya di satu enzim yang namanya RNA-dependent RNA polymerase," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com