Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Jadi Sasaran Perburuan Liar, Faktanya Gajah Memiliki Banyak Manfaat bagi Kehidupan

Kompas.com - 05/10/2021, 21:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gajah merupakan hewan yang hidup secara berkelompok. Tidak banyak yang tahu, bahwa gajah memiliki banyak maanfaat bagi kehidupan, salah satunya adalah membantu menyebarkan biji tumbuhan sebagai bibit pohon baru.

Hal ini disampaikan oleh Dedi Istnandar, selaku Staf Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), dilansir dari siaran pers bertajuk Hari Satwa Sedunia, Gajah Masih Jadi Sasaran Perburuan Liar, yang diterima Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Herbivor atau hewan pemakan tumbuhan tersebut, memiliki area jelajah luas untuk pencarian makanan.

Baca juga: Mengapa Gajah Punya Gading? Sains Menjelaskan

Oleh karena itu, biji tumbuhan dapat tersebar secara tidak langsung pada kawasan hutan yang dilewati kawanan gajah.

Uniknya, tidak hanya area jelajahnya saja yang bermanfaat. Ternyata kotoran gajah juga mampu memberikan kontribusi pada kesuburan tanah area hutan.

"Tubuhnya yang besar juga bermanfaat sebagai pembuka jalan bagi satwa lain dalam menjelajah hutan dan mencari makanan,” ujar Dedi untuk menambahkan penjelasan tentang manfaat yang diberikan gajah bagi kehidupan.

Sayangnya, keberadaan gajah semakin rentan akibat perburuan liar, bahkan di dalam kawasan konservasi.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2010, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung mencatat terdapat sebanyak 247 ekor gajah.

Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil survei DNA populasi gajah oleh Wildlife Conservation Society (WCS).

Namun ketika pendataan kembali dilakukan dengan menggunakan metode GPS Collar, pemantauan Elephant Response Unit (ERU) tahun 2020, mencatat hanya tersisa sebanyak 180 ekor gajah yang terpantau, sementara 67 ekor lain tidak diketahui keberadaannya.

Melanjutkan penjelasan di atas, Balai TNWK mencatat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terdapat 22 ekor kematian gajah akibat perbururan liar.

Kebanyakan dari mereka ditemukan mati dengan keadaan tanpa gading dan gigi. Selain itu, juga terdapat kontak senjata antara polisi hutan dengan pelaku perburuan liar.

Sering kali ditemukan barang bukti, seperti sebanyak 741 jerat seling, 34 sepeda ontel, 4 perahu dayung hingga tulang kepala, tulang badan, dan pinggul gajah.

Baca juga: Mengejutkan, Gajah Mampu Sedot Air dengan Kecepatan 540 Km per Jam

Ilustrasi gajah sumatera. DOK. wikimedia.org Ilustrasi gajah sumatera.

Menanggapi hal tersebut, Kuswandono selaku Kepala Balai TNWK mengatakan, mereka menemukan alat perburuan liar dari hasil evaluasi dengan aplikasi SMART RBM pada semester 1 tahun 2021.

Adapun alat perburuan yang ditemukan, antara lain 1 jaring kabut, 7 jerat nilon, 16 jerat seling, 40 jerat seling kecil, 2 perangkap kandang, 3 stik, dan 13 tanda perburuan liar lain.

”Temuan yang kami dapat menandakan bahwa perburuan liar di kawasan Taman Nasional Way Kambas harus dihentikan, karena mengancam populasi satwa liar," tegas Kuswandono.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, konsep perlindungan penyangga kehidupan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Kuswandono menambahkan, selagi memberikan perlindungan bagi satwa yang ada di area konservasi, melindungi ekosistem dengan melakukan restorasi hutan juga harus dilakukan, agar kesimbangan ekosistem di kawasan konservasi bisa tercapai.

Baca juga: Perjalanan Terjauh, 15 Gajah Menempuh 500 Kilometer Membelah China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com