Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2021, 18:32 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Kita sering mendengar tentang HIV/AIDS. Apa perbedaan HIV dan AIDS?

Perbedaan HIV dan AIDS

HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit yang menyerang imun tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit lainnya.

AIDS adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome. AIDS adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang muncul akibat dari tahap lanjut infeksi HIV. Orang dengan AIDS jika tidak segera ditangani bisa berpotensi mengancam jiwa.

Penyakit HIV

HIV pertama kali ditemukan sekitar tahun 1980-an di New York dan Los Angeles. Dilaporkan terdapat penyakit pada lelaki gay yang jarang ditemukan pada orang dewasa lainnya.

HIV adalah retrovirus, yaitu sekelompok kecil virus yang menggunakan RNA sebagai tempat materi genetiknya. Ketika HIV memasuki tubuh seseorang, virus ini membuat RNA yang tadinya rantai tunggal menjadi DNA berantai ganda.

Jika DNA HIV tersebut memasuki nukleus sel pada tubuh inang, maka sel tersebut akan menjadi ‘pabrik tempat produksi HIV’.

HIV secara spesifik menyerang sel darah putih limfosit-T bernama CD4. Sel CD4 berfungsi sebagai sel pembantu untuk mengaktifkan dan mengordinasikan respons imun.

Semakin banyak sel CD4 yang diserang oleh HIV, maka tubuh akan kehilangan kemampuannya untuk mengaktifkan imun ketika ada patogen yang masuk ke dalam tubuh.

Salah satu akibat yang akan dirasakan oleh penderita penyakit HIV adalah menjadi lebih rentan terkena penyakit.

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin HIV Buatan Oxford Memasuki Uji Coba Klinis Tahap 1

Penyakit AIDS

Tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mendapatkan AIDS. Dilansir dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC), terdapat dua kriteria pasien HIV dapat dikategorikan memiliki AIDS.

Pertama, jika jumlah CD4 yang terkandung di dalam darah kurang dari 200 sel per milimeter kubik darah. Kedua, pasien tersebut mengalami 1 dari 27 kondisi infeksi oportunistik yang jarang ditemui selain pada pasien immunocompromised.

Beberapa kondisi tersebut contohnya, kandidiasis di saluran pernapasan, infeksi cytomegalovirus (CMV) hingga hilang penglihatan, enselopati yang menyebabkan demensia, dan beberapa jenis limfoma.

Hingga kini penyakit AIDS belum ada obatnya. Penelitian dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui aktivitas virus HIV pada tingkat organisasi kehidupan.

Beberapa pengobatan bisa dilakukan untuk mengontrol infeksi agar tidak menyerang dengan masif. Namun, belum sampai menghilangkan penyakitnya. Penelitian vaksin HIV juga terus dilakukan, salah satunya sedang memasuki tahap uji klinis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com