Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Autoantibodi, Antibodi "Nakal" yang Mendorong Virus Corona Makin Parah

Kompas.com - 27/09/2021, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Sejak Covid-19 muncul, para ilmuwan telah mencoba memahami apa yang membuat penyakit itu menyebabkan dampak yang sangat berbeda untuk setiap orang.

Mengapa beberapa orang menjadi jauh lebih sakit daripada yang lain?

Dan mengapa Covid-19 mempengaruhi organ tubuh yang berbeda pada setiap orang, termasuk long Covid atau gejala infeksi berkepanjangan meski sudah dinyatakan sembuh?

Sekarang ada temuan ilmiah bukti yang masih terus berkembang bahwa beragam kondisi itu dapat dikaitkan dengan produksi antibodi 'nakal' atau yang dikenal sebagai autoantibodi.

Antibodi biasanya melawan infeksi, tapi autoantibodi justru secara keliru mengarahkan perlawanan kepada sel, jaringan, atau organ tubuh sendiri.

Baca juga: Mungkinkah Antibodi dari Satu Varian Covid-19 Menetralisir Varian Lainnya?

Namun apa sebenarnya peran autoantibodi dalam Covid-19 dan sejauh mana dapat memicu keparahan penyakit ini?

Saat tubuh secara otomatis bereaksi

Orang sehat pun menghasilkan autoantibodi, walau pada umumnya tidak dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem kekebalan tubuh.

Namun menurut sejumlah ilmuwan di peneliti Yale School of Medicine, pada pasien Covid-19, autoantibodi tidak hanya merusak sistem kekebalan tubuh, tapi juga jaringan sehat di otak, pembuluh darah, trombosit, hati, dan saluran pencernaan.

Pada situasi infeksi Covid, autoantibodi dapat menyasar 'puluhan jalur kekebalan', kata Aaron Ring, asisten profesor imunobiologi di Yale School of Medicine, kepada BBC.

Dalam riset terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature, Ring dan tim risetnya menyaring darah dari 194 pasien yang telah tertular virus corona dengan berbagai tingkat keparahan.

Mereka lalu menemukan bahwa aktivitas autoantibodi responden 'meningkat secara nyata' jika dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi Covid..

Semakin banyak autoantibodi yang terdeteksi, semakin besar keparahan penyakit yang dialami pasien.

"Ini pedang bermata dua. Antibodi sangat penting untuk menangkis infeksi, tapi beberapa pasien Covid-19 juga mengembangkan antibodi yang merusak sel dan jaringan mereka sendiri," kata Ring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com