Upaya konservasi tumbuhan asli Indonesia, khususnya jenis-jenis tumbuhan endemik haruslah menjadi prioritas kegiatan konservasi di Indonesia.
Hal ini, tentu sangat berkaitan dengan tantangan habitat loss yang sekarang lebih massive terjadi di belahan-belahan bumi nusantara.
Integrasi stakeholder terkait juga harus saling bersinergi, supaya tumbuhan asli Indonesia tidak menjadi korban.
Sungguh sangat disayangkan, jika ada tumbuhan asli Indonesia punah dan hilang sebelum diketahui manfaatnya.
Baca juga: Peningkatan Kadar CO2 Global, Bagaimana Efeknya Bagi Tumbuhan?
Pesan agama juga menganjurkan untuk senantiasa berbuat baik kepada alam (peduli alam peduli lingkungan), “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS Al-A’raf 56).
Intinya, dalam aksi-aksi konservasi baik itu kegiatan konservasi secara insitu, maupun eksitu perlu digalakkan. Karena, tidak menutup kemungkinan juga dalam kawasan insitu tidak terkena ancaman kepunahan.
Oleh karena itu, dua kegiatan konservasi ini harus tetap dilakukan. Ibarat dalam bisnis, ada stok yang tersimpan dalam gudang dan warung.
Gudang menjadi kawasan insitunya yang menjadi sumber dan suplai tumbuhan dari hutan. Sedangkan warung, menjadi kawasan eksitunya yang berfungsi menyelamatkan dan mengedukasi akan keberadaan tumbuhan tersebut.
Jika warung kehabisan tumbuhan, maka datang ke gudang. Dan jika gudang juga ternyata minim barang, maka warung juga berkewajiban untuk share stok barang.
Inilah upaya restorasi, yaitu menanam kembali di hutan dari jenis-jenis asli. Intinya sinergitas kegiatan konservasi harus terjaga, karena sama-sama bertujuan untuk menyelamatkan tumbuhan.
Rizmoon Nurul Zulkarnaen, S.Hut., M.Si.
Peneliti Konservasi Tumbuhan Di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pendidikan terakhir di Magister ilmu Biologi Konservasi, Universitas Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.