Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Harmoni Konservasi Tumbuhan Di Pulau Dewata

Kompas.com - 25/07/2021, 17:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rizmoon Nurul Zulkarnaen, S.Hut., M.Si.

Usia 62 tahun menjadikan refleksi besar terhadap eksistensi Kebun Raya “Eka Karya” Bali di tataran perkonservasian tumbuhan di Indonesia, bahkan dunia.

Yang perlu diketahui juga, Kebun raya ini merupakan warisan megah nan fenomenal, sebuah karya anak bangsa, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.

Tentu berbeda dengan kebun raya lainnya yang masih menjadi peninggalan sejarah jaman kolonial, seperti Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Purwodadi.

Pantas saja, nama kebun raya di Pulau Dewata ini bernama Eka Karya. Eka mempunyai arti yang pertama dan Karya adalah buah dari hasil pekerjaan/perbuatan.

Kebun raya yang merupakan karya pertama bangsa Indonesia. Sebuah karya fenomenal anak bangsa yang menjadi kebanggan hingga saat ini. Sebuah tema konservasi dan budaya dalam harmoni menjadi lekat dan tidak terpisahkan.

Baca juga: Wisata Cerdas, Menikmati Keindahan Tumbuhan Langka Indonesia Tanpa Harus ke Hutan Belantara

Selain itu, kebun raya di Pulau Dewata tersebut juga sangat menonjolkan aspek budaya yang ke-Indonesia-an sekali.

Sebuah peninggalan sejarah yang tidak mungkin dapat dilupakan, karena semua ide dan gagasan serta pembangunan benar-benar dari anak bangsa.

Tidak hanya berkiblat dalam konservasi tumbuhan, namun merawat budaya bangsa melalui ilmu pengetahuan juga merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan kebun raya ini.

Dan dari sinilah, cikal bakal semangat pembangunan kebun raya daerah di seluruh penjuru Indonesia yang mengedepankan budaya lokal dalam setiap pembangunannya.

Sungguh menakjubkan, dalam publikasi “Review 10 Tahun Pembangunan Kebun Raya Indonesia” disebutkan juga, bahwa jumlah terkini kebun raya daerah yang aktif mencapai 36 kebun raya.

Sebuah capaian luar biasa, dalam dukungan dalam ke-konservasi-an tumbuhan Indonesia melalui pembangunan kebun raya daerah ini.

Satu hal yang menarik lagi adalah, bahwa kebun raya di Pulau Dewata ini juga dikenal sebagai Kebun Raya Bedugul. Tentu, hal ini berkaitan dekatnya dengan obyek wisata lainnya di kawasan Bedugul, Bali.

Integrasi konservasi dan wisata, serta penelitian menjadi kunci penting dalam perjalanan kesuksesan Kebun Raya Bedugul.

Siapa yang bisa menyangka, bahwa pada awalnya kebun raya yang dulunya merupakan kawasan khusus untuk uji coba tumbuhan, menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Pulau Dewata.

Padahal jika menelisik lebih dalam, kebun raya tersebut tetap masih menjadi kawasan eksisting konservasi eksitu, di mana objek tumbuhan didalamnya merupakan jenis-jenis tumbuhan yang tidak hanya berasal dari Bali saja, tetapi juga berasal dari luar Bali.

Bahkan, aspek penelitiannya pun masih menjadi primadona, terutama untuk tema-tema tumbuhan dataran tinggi.

Baca juga: 8 Spesies Baru Tumbuhan Unik Ditemukan di Hutan Indonesia Selama Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com