Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2021, 09:03 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Adakah planet lain di luar tata surya kita? - Eli W., usia 8 tahun di Louisiana, Amerika Serikat (AS)

HAI Eli, manusia sudah mempertanyakan hal ini selama ribuan tahun.

Sejak era Yunani kuno, ahli matematika Metrodorus (400-350 SM) mencoba menjawabnya: Meyakini alam semesta dengan Bumi sebagai “satu-satunya dunia,” sama saja dengan mempercayai adanya “suatu ladang besar yang hanya memiliki setangkai tanaman.”

Menurutnya, hal ini tidak mungkin.

Sekitar 2.000 tahun kemudian, pada abad ke-16, filsuf Italia Giordano Bruno menyatakan hal serupa.

“Matahari dan bumi yang tak terhitung jumlahnya” pasti ada di tempat lain, katanya, dan semua “berputar mengeilingi mataharinya, dengan cara yang persis sama dengan planet-planet di sistem tata surya kita.”

Baca juga: 5 Fakta Merkurius, Planet Terdekat dengan Matahari

Para ilmuwan sekarang mengetahui bahwa Metrodorus dan Bruno pada dasarnya benar. Saat ini, astronom seperti saya sedang mempelajari pertanyaan ini dengan cara-cara baru.

Eksoplanet” di luar tata surya kita

Ada bukti yang menunjukkan keberadaan “eksoplanet.” Planet-planet ini mengorbit bintang lain – bukan matahari kita.

Bukti itu ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler yang diluncurkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada 2009.

Selama empat tahun, teleskop tersebut terus menerus mengawasi satu wilayah ruang angkasa di rasi Cygnus. Jika dilihat dari Bumi, maka wilayah tersebut hanya kurang dari 1% area langit yang kita pandang.

Bagaimana teleskop bekerja?

Teleskop Kepler memiliki 42 kamera, mirip dengan jenis kamera smartphone yang kamu gunakan untuk mengambil gambar. Di suatu kawasan di ruang angkasa, teleskop ini mampu mengenali lebih dari 150 ribu bintang.

Setiap setengah jam, teleskop Kepler mengamati jumlah cahaya yang memancar dari setiap bintang. Nah, di Bumi, tim ilmuwan Kepler memeriksa datanya.

Untuk sebagian besar bintang, jumlah pancaran cahayanya hampir sama dari waktu ke waktu.

Tapi, selama beberapa jam, ada sekitar 3.000 bintang yang memiliki pancaran cahaya yang menurun sedikit demi sedikit. Penurunan kecerahan ini terjadi secara berkala, seperti jam yang berdetak.

Baca juga: Bagaimana Keadaan Bumi 500 Tahun ke Depan?

Para astronom menyimpulkan, penurunan pancaran cahaya terjadi karena ada sebuah planet yang mengorbit bintangnya. Selama perputaran itu, sang planet secara berkala menghalangi sebagian cahaya yang ditangkap kamera Kepler.

Peristiwa ketika sebuah planet melintas di antara bintang dan teleskop ini dikenal sebagai transit.

Halaman Selanjutnya
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com