Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Badai Matahari Bisa Terjadi? Ini Penjelasan Pakar Astronomi

Kompas.com - 15/09/2021, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Waktu terjadi badai matahari

Marufin menjelaskan, badai Matahari selalu berhubungan dengan gangguan magnetik, yang secara kasat mata nampak sebagai pembentukan bintik-bintik Matahari. 

"Semakin besar ukuran bintiknya, semakin tinggi peluangnya membentuk badai kelas X (badai ekstrem)," kata dia.

Populasi bintik-bintik Matahari mengikuti siklus aktivitas Matahari yang mencapai puncaknya setiap 10,8 tahun sekali. Meski demikian, badai Matahari bisa saja terjadi pada saat aktivitas Matahari berada di level yang rendah. 

Erich Rieger dkk (1984) menemukan badai-badai Matahari yang kuat akan terjadi setiap rata-rata 154 hari sekali. 

Kendati demikian, Marufin menegaskan, periode ulang kejadian badai Matahari ekstrem jauh lebih lama, mungkin berselang beberapa abad sekali.

Faktor pemicu badai matahari ekstrem

Waktu kejadian badai matahari ekstrem akan terjadi juga erat dengan faktor penentu atau pemicunya.

Baca juga: Badai Matahari Sebabkan Paus Abu-abu sering Terdampar, Kok Bisa?

 

Menurut Marufin, seluruh faktor penentunya ada di dalam Matahari sendiri melalui status magnetohidrodinamiknya.

Hal ini bergantung kepada sejauh mana derajat gangguan magnetik yang menimbulkan busur-busur magnetik dan bintik-bintik di permukaan Matahari.

Selain itu, penyebab badai Matahari dapat terjadi karena siklus aktivitas Matahari 10,8 tahun sekali. Siklus ini menjadi faktor lainnya dan siklus atau periode Rieger, di mana badai Matahari kuat umumnya terjadi setiap 154 hari sekali.

"Khusus untuk badai Matahari ekstrim, kondisi magnetohidrodinamiknya harus lebih ekstrim pula. Dan itu diperkirakan hanya terjadi sekitar seabad sekali," tuturnya.

Pada tahun 1859 terjadi badai Matahari ekstrem yang disebut peristiwa Carrington dan menerpa Bumi

Di tahun 2012, analisis citra-citra satelit pengamat Matahari juga menunjukkan terjadi badai Matahari ekstrem yang sama kuatnya meski tidak mengarah ke Bumi, sehingga tidak berdampak. 

Baca juga: Cegah Badai Matahari, Peneliti Rencanakan Perisai Magnet di Antariksa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com