Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sepsis, Komplikasi Infeksi yang Mengancam Nyawa? Kenali 5 Gejalanya

Kompas.com - 13/09/2021, 21:18 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sepsis membunuh sekitar 50.000 orang setiap tahun di Inggris, dan merenggut lebih banyak nyawa daripada gabungan kanker payudara, usus, dan prostat di seluruh dunia.

Melansir CDC, sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi. Ini adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa.

Sepsis terjadi ketika infeksi di dalam tubuh memicu reaksi berantai di seluruh tubuh Anda.

Baca juga: Waspada Infeksi Nosokomial Jika Dirawat di Rumah Sakit

Infeksi yang menyebabkan sepsis paling sering dimulai di paru-paru, saluran kemih, kulit, atau saluran pencernaan.

Jika tak diobati tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

Ahli sepsis dan konsultan perawatan intensif anak Dr Colin Begg, wali dari badan amal Sepsis Research FEAT (sepsisresearch.org.uk) mengatakan, dampak utama sepsis adalah pada orang yang berusia sangat muda dan sangat tua.

Meski demikian, penyakit ini juga menjadi salah satu penyakit yang dapat membunuh orang dewasa muda yang sehat dalam hitungan jam.

“Sepsis muncul ketika respons normal tubuh terhadap infeksi melukai dan menguasai jaringan dan organnya sendiri. Ini dapat menyebabkan syok, kegagalan multi-organ, dan kematian – terutama jika tidak dikenali lebih awal dan segera diobati.” Demikian seperti dikutip dari the Independent.

Begg, seorang konsultan di Royal Hospital for Children di Glasgow memperingatkan, sepsis adalah jalur umum terakhir menuju kematian dari sebagian besar penyakit menular, termasuk Covid-19 yang mempengaruhi antara 47 hingga 50 juta orang setiap tahun di seluruh dunia, dan membunuh setidaknya 11 juta di antaranya.

Faktanya, 20% dari semua kematian di seluruh dunia berhubungan dengan sepsis.

Begg mengatakan, kematian akibat sepsis di negara maju seperti Inggris adalah sekitar 15%, tetapi ia memperingatkan bahwa banyak pasien yang bertahan hidup menderita akibat sepsis, termasuk anggota badan yang diamputasi, selama sisa hidup mereka.

Dijelaskan Begg, sepsis biasanya dimulai dengan infeksi, misalnya di dada, kulit, urin atau meningitis, tetapi pada tahap awal, gejalanya bisa samar dan sulit dikenali oleh dokter dan perawat.

“Beberapa orang menggambarkannya sebagai perasaan seperti ditabrak bus, dan sering bingung dengan gejala seperti flu yang buruk,” ujarnya.

Sementara itu, Colin Graham, chief operating officer di Sepsis Research FEAT, menjelaskan bahwa proses biologis yang menyebabkan sepsis masih belum dipahami, dan diperlukan lebih banyak penelitian.

"Banyak orang masih tidak menyadari betapa seriusnya sepsis. Karena itu, meningkatkan kesadaran akan kondisi mematikan ini sangat penting, agar lebih banyak orang yang bisa mengenali tanda-tandanya,” kata Graham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com