KOMPAS.com - Sejak penemuan bakteri antraks hingga tuberkulosis penyebab penyakit TBC, bakteri-bakteri patogen berbahaya penyebab penyakit terus ditemukan di dunia. Dampaknya, penyakit dapat dicegah dan memungkinkan pengembangan pengobatan.
Patogen adalah agen biologis atau mikroorganisme penyebab penyakit yang dapat diakibatkan oleh bakteri, parasit maupun virus.
Berkat penemuan bakteri berbahaya yang dilakukan seorang ahli bakteriologi Jerman, Dr. Robert Koch, berbagai jenis bakteri patogen dapat diidentifikasi.
Dilansir dari New Scientist, Rabu (25/8/2021), Koch merupakan tokoh penting di masa keemasaan mikrobiologi.
Penemuan penting pertamanya adalah tentang penyakit antraks yang membunuh sejumlah besar ternak dan manusia.
Ia menemukan tubuh mikroskopis berbentuk seperti batang dalam darah hewan yang terinfeksi. Namun belum diketahui secara pasti apa penyebab munculnya penyakit tersebut.
Baca juga: Bakteri Tak Dikenal Ditemukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional, Apa Itu?
Penemuan bakteri yang kemudian dikenali sebagai penyebab antraks, kala itu Koch hanya menemukan bahwa penyakit tersebut ditularkan melalui darah hewan yang terinfeksi dan berhipotesis bahwa penyakit itu disebabkan oleh bakteri hidup.
Ia menggunakan teknik canggih untuk mengamati pertumbuhan bakteri pada slide mikroskop dan melihat bahwa antraks dapat membentuk spora yang bertahan dari pengeringan, tetapi menghasilkan lebih banyak bakteri ketika berada di lingkungan yang lembab.
Koch merupakan orang pertama yang menghubungkan bakteri ke dalam penyakit tertentu, meskipun ilmuwan sebelumnya telah menemukan bahwa penyakit bisa disebabkan oleh kuman.
Melalui penelitiannya, Koch mengetahui bahwa pewarna dapat membantu membuat bakteri terlihat lebih jelas dan mampu diidentifikasi di bawah mikroskop.
Asisten dalam penelitiannya, Julius Petri, merancang sebuah cawan dangkal untuk membiakkan bakteri dan menemukan bahwa agar-agar dari rumput laut merupakan media yang efektif.
Penemuan yang mengubah dunia ini tak hanya ia lakukan saat meneliti bakteri antraks, tetapi juga saat Koch menemukan bakteri penyebab tuberkulosis, penyakit yang menjadi satu dari tujuh penyebab kematian terbesar di Eropa.
Baca juga: Bakteri Kebal Antibiotik Jadi Ancaman Kesehatan di Tengah Pandemi Virus Corona
Koch menemukan bakteri yang juga berbentuk batang dengan sebutan basil di jaringan pasien.
Kendati demikian, dalam penemuan bakteri TBC ini, ia masih membutuhkan lebih banyak bukti bahwa bakteri tersebut merupakan penyebab penyakit tuberkulosis muncul.
Dalam prosesnya, Koch menemukan bahwa pembudidayaan basil merupakan hal yang sulit, hingga akhirnya ia berhasil menumbuhkan basil pada serum darah yang digumpulkan.
Karenanya, Koch menemukan bahwa hewan yang diinokulasi dengan basil dapat terjangkit penyakit tuberkulosis. Selain itu, ia juga menemukan bahwa dahak dari pasien tuberkulosis adalah cara utama penyakit tersebut dapat tersebar.
Sebagai bentuk kontribusinya dalam dunia mikrobiologi, pada tahun 1877, Koch menerbitkan makalah penting tentang penyelidikan, pengawetan dan pemotretan bakteri. Karyanya diilustrasikan oleh fotomikrograf yang luar biasa, dilansir dari Britannica.
Baca juga: Bakteri Wolbachia Sukses Tekan DBD, Bisakah Diterapkan di Seluruh Indonesia?
Di dalamnya, Koch menjelaskan metode penelitian dengan menyiapkan lapisan tipis bakteri pada kaca objek dan memperbaikinya dengan panas yang lembut, serta menemukan peralatan dan prosedur untuk teknik gantung-jatuh yang berguna dalam penelitian mikroorganisme.
Koch menetapkan pedoman untuk membuktikan bahwa suatu penyakit disebabkan oleh organisme tertentu. Empat kriteria ini disebut Postulat Koch, antara lain:
Melalui dua temuan bakterinya pada penyakit antraks dan tuberkulosis, Koch melanjutkan penelitian untuk menemukan bakteri penyebab kolera dan menunjukkan pentingnya pasokan air bersih untuk mencegah penyakit.
Berkat penemuan dan kontribusinya di bidang mikrobiologi dan kesehatan, Robert Koch dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1905 dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk karyanya pada tuberkulosis dan mampu membuka jalan penemuan patogen berbahaya lainnya.
Baca juga: Mengenal Bakteri Penyebab Tukak Lambung Bisa Memicu Kanker
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.