KOMPAS.com - Lingkungan di luar angkasa sangat berbahaya bagi sebagian besar kehidupan.
Begitu berada di sana, mahluk hidup segera akan berhadapan dengan radiasi kosmik, radiasi sinar UV, dan fluktuasi suhu yang signifikan.
Dengan gambaran demikian, luar angkasa menjadi lingkungan di mana mahluk hidup tak akan bisa bertahan tanpa sistem pelindung yang rumit, seperti yang digunakan oleh astronot.
Baca juga: 6 Bulan di Luar Angkasa, 3 Astronot Kembali ke Bumi
Tapi baru-baru ini, bakteri yang disebut Deinococcus radiodurans diketahui mampu bertahan hidup selama satu tahun di orbit rendah Bumi di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (13/11/2020) selama setahun bakteri ditempatkan di Exposed Facility, sebuah platform yang terus menerus terpapar lingkungan luar angkasa.
Setelah menghabiskan masa waktu itu, Deinococcus radiodurans pun kembali pulang ke Bumi.
Peneliti kemudian membandingkannya dengan bakteri Deinococcus radiodurans kontrol yang ada di Bumi.
Penelitian yang telah dipublikasikan di Microbiome ini menunjukkan, bakteri Deinococcus radiodurans yang telah melewatkan setahun di luar angkasa kembali dengan kondisi yang baik-baik saja dan tidak mengalami kerusakan.
Peneliti menyebut jika Deinococcus radiodurans dapat bertahan hidup dalam periode yang lama karena sistem respon molekulernya yang efisien.
Sehingga, memungkinkan organisme dengan kemampuan seperti itu melakukan perjalanan yang lebih jauh lagi.
Baca juga: Bawa Toilet sampai Kamera VR, Kargo NASA Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.