Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Indonesia Gagal Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/08/2021, 17:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, pendapatan yang berkurang karena tidak bisa bekerja serta uang yang dikeluarkan untuk menggantikan merawat anak yang ada di rumah juga menjadi pertimbangan. Segala biaya tidak langsung ini juga menjadi pertimbangan pada pengambilan keputusan, misalnya, di Ghana dan Papua New Guinea.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang merata juga menjadi pekerjaan rumah yang penting bagi pemerintah pusat dan daerah untuk menurunkan angka kematian ibu. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan problem ekonomi, melainkan kesehatan karena berkaitan dengan aksesibilitas.

Sebuah usulan lain adalah pemerintah membuat inovasi pelayanan kesehatan melalui telemedicine, misalkan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara online. Sehingga, perempuan hamil tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan operasional lainnya.

Dalam konteks ini, pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur internet agar jaringan komunikasinya lebih lancar dan terjangkau.

Sofia Al Farizi

Lecturer in midwifery, Universitas Airlangga

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Alasan mengapa Indonesia gagal turunkan angka kematian ibu melahirkan". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com