Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Khawatir Ketimpangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Terus Terjadi

Kompas.com - 22/08/2021, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

"Prinsip populasi menghilangkan hambatan geografi. Artinya ini juga akan menghilangkan ketimpangan.

"Tapi WHO hanya bisa mengimbau, jadi tergantung pada pemerintah. Yang jelas pendekatan populasi akan lebih menjamin keadilan," kata Diah.

Merujuk data Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi dosis kedua tertinggi terjadi di DKI Jakarta. Capaian mereka sebesar 57,41 persen berada di atas rata-rata nasional yang berada di angka 14,19 persen.

Sementara itu, provinsi dengan capaian terendah adalah Maluku Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Maluku. Bersama lima provinsi lainnya, capaian mereka masih di bawah 10 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Arri Yuswandi, menyebut daerahnya mengalami kelangkaan stok vaksin Covid-19 pada Juli lalu.

"Kami sempat kekurangan stok vaksin selama tiga minggu dalam bulan Juli. Kabupaten dan kota sudah banyak yang menjerit, tapi kami tidak bisa berikan vaksin," ujar Arri.

"Di akhir Juli kami dapat tambahan vaksin, tapi khusus untuk dosis kedua. Awal Agustus baru datang untuk dosis pertama," ucapnya.

Seorang pejabat Kepulauan Mentawai, salah satu kabupaten provinsi itu, sempat menyatakan daerahnya dalam kondisi gawat karena kasus positif terus meningkat dan stok vaksin habis.

Faktor anggaran dan kondisi geografis, menurut Arri, menghambat program vaksinasi di Mentawai.

"Kami tidak bisa terlalu sering kirim. Sekali kirim kami berikan dalam jumlah yang banyak. Karena kalau kirim berulang kali biayanya kan besar," kata Arri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com