Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Awal Covid-19 Berbeda Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin, Studi Jelaskan

Kompas.com - 03/08/2021, 11:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Studi baru menganalisis gejala-gejala awal Covid-19 yang dirasakan para pasien. Hasilnya menemukan gejala Covid-19 yang dilaporkan berbeda menurut jenis kelamin hingga usia.

Hasil penelitian ini telah diterbitkan 30 Juli lalu di jurnal The Lancet Digital Health.

Studi yang dipimpin oleh para peneliti dari King's College London, Inggris, menganalisis data dari aplikasi ZOE COVID Symptom Study antara 20 April hingga 15 Oktober 2020, dilansir dari Science Daily, Selasa (3/8/2021).

Para peserta pengguna aplikasi ini diundang untuk dites segera setelah mereka melaporkan gejala baru. Hal ini berkat inisiatif bersama dengan Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial.

Para peneliti selanjutnya memodelkan gejala-gejala awal Covid-19 dan berhasil mendeteksi 80 persen kasus saat menggunakan aplikasi laporan gejala yang dilaporkan sendiri selama tiga hari.

Dengan menggunakan kriteria diagnostik National Health Service UK saat ini, para peneliti membandingkan kemampuan untuk memprediksi gejala awal Covid-19.

Baca juga: Beda Gejala Covid-19 dari Strain Awal, Varian Alpha, Beta, dan Delta

 

Selain itu, mereka menggunakan model Hierarchical Gaussian Process, yakni sejenis mesin pembelajaran yang mendukung studi untuk menunjukkan gejala awal Covid-19 yang berbeda di antara kelompok usia dan jenis kelamin.

Model pembelajaran mesin ini mampu menggabungkan beberapa karakteristik tentang orang yang positif Covid-19, seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan, serta menunjukkan perbedaan gejala awal Covid-19 yang dialami pasien dari berbagai kelompok.

Peneliti menemukan ada 18 gejala Covid-19 yang diperiksa, yang memeliki relevansi berbeda untuk deteksi dini pada kelompok yang berbeda.

Dalam deteksi dini Covid-19, gejala paling penting secara keseluruhan di antaranya termasuk kehilangan penciuman, nyeri dada, batuk terus-menerus, sakit perut, melepuh pada kaki, nyeri mata, dan nyeri otot yang tidak biasa.

Kendati demikian, ternyata gejala awal Covid-19, kehilangan penciuman signifikan terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun dan tidak relevan untuk subjek berusia di atas 80 tahun.

Baca juga: Gejala Covid-19 pada Bayi yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi anosmia, kehilangan penciuman, salah satu gejala Covid-19.SHUTTERSTOCK/NENAD CAVOSKI Ilustrasi anosmia, kehilangan penciuman, salah satu gejala Covid-19.

Gejala Covid-19 awal lainnya seperti diare adalah kunci pada kelompok usia yang lebih tua (60-79 tahun dan 80 tahun ke atas). Demam, meskipun merupakan gejala penyakit yang diketahui, bukanlah ciri awal penyakit pada kelompok usia manapun.

Gejala awal berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, studi ini menemukan bahwa pria lebih mungkin melaporkan sesak napas, kelelahan, kedinginan dan menggigil.

Sedangkan pada wanita, gejala Covid-19 awal yang dilaporkan lebih mungkin mengeluhkan kehilangan penciuman, nyeri dada dan batuk terus-menerus.

Sementara model ini dibuat dalam aplikasi studi Gejala Covid, model direplikasi sepanjang waktu yang menunjukkan bahwa model tersebut juga akan berlaku untuk kontributor non-aplikasi.

Kendati model yang digunakan ini menargetkan pada strain pertama virus corona dan varian Alpha, namun temuan utama menunjukkan bahwa gejala varian Delta dan varian berikutnya juga akan berbeda di seluruh kelompok populasi.

Baca juga: 7 Gejala Covid-19 Tak Biasa, dari Anosmia hingga Happy Hypoxia

 

Penulis utama, Claire Steves, Pembaca di King's College London mengatakan bahwa orang-orang penting untuk mengetahui gejala awal Covid-19 yang sangat luas ini. Bahkan, gejala Covid-19 yang dialami mungkin terlihat berbeda untuk setiap anggota keluarga.

Panduan pengujian dapat diperbarui untuk memungkinkan kasus diambil lebih awal, terutama dalam menghadapi varian baru yang sangat mudah menular.

"Ini bisa termasuk menggunakan tes aliran lateral yang tersedia secara luas untuk orang-orang dengan gejala non-inti ini," imbuhnya.

Sementara itu, Dr Liane dos Santos Canas, penulis pertama dari King's College London, mengatakan bahwa saat ini, di Inggris, hanya beberapa gejala yang digunakan untuk merekomendasikan isolasi diri dan pengujian lebih lanjut.

Dr Liane mengatakan dengan menggunakan lebih banyak parameter gejala dan hanya setelah beberapa hari sedang tidak sehat, menggunakan AI (artificial intelligent), kita dapat mendeteksi kasus positif Covid-19 dengan lebih baik.

"Kami berharap metode seperti itu digunakan untuk mendorong lebih banyak orang melakukan tes sedini mungkin untuk meminimalkan risiko penyebaran," jelasnya.

Baca juga: Apakah Mendadak Pusing Termasuk Gejala Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com