Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinosaurus Punya Tumor dan Tulang Ekor Patah, Tapi Bisa Bertahan, Kok Bisa?

Kompas.com - 01/08/2021, 09:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti menganalisis fosil baru, dari seekor dinosaurus yang memiliki tumor mirip kembang kol dan mengalami patah tulang ekor. Namun, anehnya, dinosaurus ini tidak mati dan bisa bertahan meski mengalami penyakit yang menyakitkan ini.

Dinosaurus berparuh bebek tersebut, hidup sekitar 70 juta tahun yang lalu dan disebut masih bisa bertahan dengan penyakit yang dideritanya itu.

Dilansir dari Live Science, Minggu (1/8/2021), ketika mendiang ahli paleontologi Jaime Eduardo Powell menemukan fosil dinosaurus ini di Provinsi Rio Negro, Argentina, pada tahun 1980-an, dia mengamati salah satu hewan purba tersebut terluka.

Powell juga menggambarkan bagaimana cedera yang dialami dinosaurus tersebut sebagai kemungkinan patah tulang.

Namun, baru-baru ini, ketika para peneliti memeriksa kembali fosil tersebut, mereka menemukan bahwa deformitas kaki justru disebabkan oleh tumor seperti bunga kol yang kemungkinan bersifat kanker.

Baca juga: Dinosaurus Bernapas Seperti Sedang Mengisap Vape, Apa yang Terjadi?

 

Dinosaurus berparuh bebek yang diketahui sebagai spesies Hadrosaurus itu ternyata mampu hidup selama beberapa waktu, meski mengidap tumor dan mengalami patah tulang ekor.

Para peneliti mengidentifikasi tumor dan patah tulang pada fosil dinosaurus itu dengan menggunakan computed X-ray tomography (CT) scan dan analisis mikroskopis sampel tulang.

Ditemukan juga patah tulang di dua tulang belakang di tengah ekor dinosaurus, serta ada erosi pada tulang di sekitar patah tulang yang mungkin disebabkan karena infeksi.

Para ilmuwan ini menyimpulkan bahwa kemungkinan patah tulang yang dialami dinosaurus ini telah sembuh sebagian, dan kematian hewan purba ini mungkin bukan karena cedera dan penyakit yang dialaminya.

Studi terhadap fosil dinosaurus yang mengalami patah tulang ekor dan mengidap tumor di kakinya ini telah dilaporkan dan akan diterbitkan dalam jurnal Cretaceous Research edisi Agustus 2021.

Baca juga: Dinosaurus Setinggi Gedung Berlantai Dua, Salah Satu Makhluk Terbesar di Bumi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com