Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2021, 16:31 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Nasi merupakan makanan tinggi karbohidrat yang dijadikan makanan pokok di banyak negara, termasuk Indonesia.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang mengonsumsi olahan biji-bijian seperti nasi terkait dengan penambahan berat badan dan obesitas.

Namun, pada saat yang sama, penelitian lain justru tidak menemukan adanya keterkaitan antara konsumsi nasi dengan penambahan berat badan.

Dilansir dari Science Alert, untuk mencegah efek kenaikan berat badan, para peneliti di Sri Lanka telah menemukan cara memasak nasi agar kalorinya turun hingga 50 persen.

Berdasarkan penelitian tersebut, langkah pertama untuk memasak nasi agar rendah kalori adalah merebus sepanci air yang ditambahkan minyak kelapa.

Ingat, minyak kelapa harus ditambahkan sebelum memasukkan beras ke dalam panci tersebut.

Baca juga: Mengonsumsi Nasi Dingin Lebih Sehat, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jumlah minyak kelapa yang digunakan sekitar 3 persen dari banyaknya beras yang akan dimasak. Perkiraannya adalah sekitar satu sendok teh minyak kelapa untuk setengah cangkir beras.

“Setelah siap, kami biarkan dingin di lemari es selama sekitar 12 jam,” ujar Sudhair James, pemimpin penelitian tersebut kepada The Washington Post.

Untuk menyantapnya, masukkan berat tersebut ke dalam microwave untuk menghasilkan nasi yang lebih lembut.

Inti dari penelitian James dan rekan-rekannya ini adalah penekanan bahwa tidak semua jenis pati sama.

Terdapat dua jenis pati dalam makanan. Pertama, pati yang dapat dicerna oleh tubuh dan dengan cepat diubah menjadi glukosa hingga disimpan sebagai lemak jika tidak dibakar.

Baca juga: 7 Makanan Pengganti Nasi yang Sehat dan Nikmat

Kedua, pati resisten yang tidak dipecah menjadi glukosa sehingga kandungan kalorinya lebih rendah.

Pati resisten melewati usus besar dan bertindak seperti serat makanan yang memberikan manfaat baik untuk kesehatan usus.

Sebenarnya, nasi mengandung banyak pati resisten, namun pati resisten tersebut bisa berubah menjadi pati yang dicerna karena cara memasak yang kurang tepat.

Penelitian James menemukan, dengan menambahkan lemak seperti minyak kelapa sebelum dimasak dan nasi yang matang segera didinginkan, komposisi pati nasi dapat berubah.

Hasil akhirnya, nasi yang dimasak dengan cara demikian mengandung pati resisten yang lebih tinggi.

Baca juga: Cara Makan Nasi Padang Saat Diet Turunkan Berat Badan

“Pendinginan selama 12 jam akan menyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen antara molekul amilosa di luar butiran beras yang juga mengubahnya menjadi pati resisten,” papar James.

James mengatakan, memanaskan kembali nasi setelahnya tidak mengubah kandungan pati resisten.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com