Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Terasa Sesak, Begini Kondisi Paru-Paru Ketika Terkena Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 09:04 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.comCovid-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Salah satu organ yang terpengaruh adalah paru-paru. Artikel ini akan membahas apa yang terjadi di dalam paru-paru ketika terserang virus SARS-CoV-2.

Efek Covid-19 pada paru-paru

Ketika virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh seseorang, virus itu akan menempel pada membran mukosa di hidung, mulut, dan mata. Virus ini akan masuk ke dalam sel sehat di dalam tubuh dan menggunakannya sebagai media untuk bereplikasi.

Setelah virus bereplikasi, virus baru akan menginfeksi sel lainnya dan proses ini terus berulang hingga mengenai saluran pernapasan bawah. Ini akan menyebabkan lapisan dalam saluran pernapasan mengalami iritasi dan inflamasi.

Baca juga: Cara Mencuci Baju Pasien Covid-19, Atur Suhu Airnya

Covid-19 adalah penyakit yang relatif baru dan masih diteliti oleh para ilmuwan. Namun, beberapa gejala umum yang timbul pada penyakit ini sangat mirip dengan penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS).

Kondisi paru-paru pada gejala ringan dan sedang

Dilansir dari WebMD, sebanyak 80 persen pasien covid mengalami gejala ringan hingga sedang. Biasanya pasien bisa merasakan batuk kering dan sakit tenggorokan. Beberapa orang juga mengalami pneumonia, yaitu infeksi paru yang menyebabkan alveoli terinflamasi.

Dokter bisa melihat inflamasi di paru-paru pada rontgen dada atau CT scan. Kondisi khusus pada gambaran rontgen yang menandakan inflamasi pada paru disebut ground glass opacity.

Baca juga: Mengenal Ground Glass Opacity, Hasil Rontgen Paru Putih Akibat Covid

Kondisi paru-paru pada gejala parah

Sebesar 14 persen kasus Covid-19 memiliki gejala parah. Pada kasus ini, infeksi akan menyerang kedua belah paru-paru.

Ketika inflamasi semakin parah, paru-paru akan terisi cairan, dahak, dan sel yang berusaha melawan infeksi. Ini akan menyebabkan seseorang merasa lebih sulit bernapas dan napas pendek. Salah satu efeknya adalah saturasi oksigen yang menurun.

Gambaran pada CT scan dada menunjukkan gambaran bulat opak pada tahap sebelumnya mulai terhubung satu sama lain.

Kondisi paru-paru pada gejala kritis

Sekitar 5 persen kasus Covid-19 akan mengalami gejala kritis. Infeksi akan merusak dinding kantung udara di paru-paru. Ini akan memicu tubuh berusaha terus melawan dan paru-paru semakin terisi banyak cairan dan semakin parah radangnya.

Pada kondisi ini, paru-paru akan kesulitan untuk melakukan penukaran gas karbon dioksida dan oksigen. Kondisi ini berpotensi memicu pneumonia parah atau acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pasien akan membutuhkan bantuan ventilator untuk bernapas.

Pada 20 hingga 30 persen kasus kritis, ditemukan gumpalan darah pada paru-paru, jantung, otak, dan kaki yang bisa mengancam jiwa pasien.

Baca juga: Mengenal Actemra, Obat Rekomendasi WHO untuk Pasien Covid-19

Setelah sembuh dari Covid-19

Kondisi pneumonia yang menyerang pasien Covid-19 masih akan berlangsung walaupun pasien telah dinyatakan negatif. Efek yang biasanya dirasakan pasien adalah mudah lelah dan tidak kuat berolahraga seperti sebelum terkena covid.

Covid-19 merupakan penyakit yang relatif baru. Oleh karena itu, ilmuwan masih meneliti kondisi paru-paru pada Covid-19 akan kembali pulih atau permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com