Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2021, 19:02 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Sciencing


KOMPAS.com - Mungkin saat memasak atau saat sedang membuat api unggun, tampak warna api berbeda-beda. Ada warna merah, biru, oranye bahkan hijau.

Lantas, apa yang menyebabkan warna api bisa berbeda?

Salah satu rahasia alam semesta dari warna api yang beragam ini, disebabkan adanya pengaruh komposisi pada benda yang memunculkan warna tertentu ketika suatu benda dibakar.

Dilansir dari Sciencing, Sabtu (24/7/2021), unsur karbon dan hidrogen pada kayu yang dibakar dapat memancarkan cahaya di ujung atas spektrum cahaya yang terlihat. Hal ini menyebabkan warna biru dan ungu tercipta pada api.

Warna oranye pada api disebabkan oleh unsur natrium yang bercampur dengan klorin dan membentuk garam, sehingga dapat memunculkan cahaya yang kuat pada benda yang dibakar.

Baca juga: 300.000 Tahun Lalu, Manusia Sudah Gunakan Api untuk Bikin Alat Batu

 

Pada logam atau tembaga, warna hijau atau biru pada api yang membara, akan muncul saat terjadi pembakaran karena faktor paparan udara yang cukup lama. 

Sementara, kenapa warna api merah, yakni disebabkan oleh litium logam. Terkadang dalam api dapat terlihat warna oranye kusam atau ruang gelap yang terlihat aneh.

Fenomena ini disebut dengan benda hitam yang mencirikan suhu yang sangat tinggi seperti yang terjadi pada bintang.

Selain jenis bahan yang dibakar, warna dalam api juga bisa dipengaruhi oleh suhu api. Hal yang terjadi pada benda yang dipanaskan adalah berubahnya unsur mereka menjadi gas.

Jika mereka adalah molekul yang mudah terbakar, maka molekul gas nantinya akan bereaksi dengan oksigen.

 

Contohnya adalah ketika api pada lilin dinyalakan, jika diperhatikan, maka bagian inti luar yang cukup besar akan tampak berwarna biru, dan sedikit warna merah di bagian inti dalam.

Baca juga: Sebelum Ada Api, Nenek Moyang Manusia Memasak dengan Mata Air Panas

Halaman:
Sumber Sciencing
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com