KOMPAS.com - Penelitian baru menyebut jika manusia, ternyata telah menggunakan api untuk membantu proses menghasilkan peralatan batu sejak 300.000 tahun yang lalu.
Temuan ini tentunya menegaskan kemampuan kognitif dan budaya spesies manusia sekaligus membuktikan, bahwa hominin awal telah mampu mengendalikan suhu api.
Seperti dikutip dari Gizmodo, Selasa (13/10/2020) bukti peralatan batu bikinan manusia tersebut ditemukan di Gua Qesem di Israel tengah.
Baca juga: Sebelum Ada Api, Nenek Moyang Manusia Memasak dengan Mata Air Panas
Peralatan itu kemudian dianalisis oleh peneliti, untuk mengukur seberapa besar paparan api yang digunakan untuk membuat peralatan tersebut.
Menggunakan kombinasi spektroskopi dan machine learning, peneliti pun dapat menentukan perkiraan suhu yang digunakan untuk memberikan tekstur dan bentuk alat batu.
Peneliti menemukan, jika peralatan dipanaskan dengan suhu yang beragam. Seperti misalnya pisau yang dipanaskan hingga suhu 259 derajat Celcius.
Sementara serpihan pada 413 derajat Celcius, sedangkan tutup panci dipanaskan hingga suhu mencapai 447 derajat Celcius.
Penggunaan api, menurut penelitian yang telah dipublikasikan di Nature Human Behaviour ini, memungkinkan kontrol pemecahan batu selama pembentukan.
"Jika hominin di Gua Qesem menggunakan api sebagai bagian produksi alat, ini merupakan tanda penggunaan api tingkat lanjut. Dengan demikian dapat membantu kami memahami bagaimana dan kapan hominin mengendalikan api dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Silje Evjenth Bentsen, antropolog dari Universitas Bergen.
Lebih lanjut, teknik ini pun membutuhkan kerja keras manusia untuk mengumpulkan bahan bakar pembuat api.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.