Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Manusia Masih Berevolusi, Ada Pembuluh Nadi Tambahan di Lengan

Kompas.com - 09/10/2020, 18:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang menganggap bahwa manusia sudah tidak lagi berevolusi. Namun, kenyataan membuktikan sebaliknya.

Para peneliti dari Flinders University dan University of Adelaide, Australia mendapati bahwa evolusi masih terjadi pada tubuh manusia, meskipun bentuknya sangat kecil, yaitu adanya pembuluh nadi tambahan di tengah lengan bawah.

Untuk diketahui, pembuluh nadi tengah atau arteri median ini biasanya hanya ada ketika kita masih berada di dalam kandungan. Tujuannya untuk memindahkan darah dan memberi makan tangan yang bertumbuh.

Ketika memasuki minggu ke-8 dalam kandungan, pembuluh nadi ini lantas mengalami kemunduran dan tugas memindahkan darah pun hanya dibebankan kepada dua pembuluh lainnya, yakni pembuluh radial dan ulnar.

Baca juga: Medusavirus, Virus Raksasa yang dapat Mengungkap Evolusi Misterius Sel Manusia

Meski demikian, memang ada orang-orang yang terlahir dengan arteri median di lengan bawah tetap bekerja.

Dalam studi baru ini, para peneliti mendapati bahwa jumlah orang dengan pembuluh nadi tambahan di lengan bawah semakin banyak.

Jika tren ini terus berlanjut; pada tahun 2100, mayoritas manusia di dunia akan memiliki pembuluh nadi tambahan ini.

Pakar anatomi dari Flinders University, Teghan Lucas, mengatakan, sejak abad ke-18, para pakar anatomi telah mempelajari prevalensi pembuluh nadi ini pada orang dewasa dan studi kami menunjukkan bahwa prevalensi ini jelas meningkat.

Baca juga: Evolusi Virus Corona pada Kelelawar Terlacak, Ini Penjelasan Ilmuwan

"Prevalensinya sekitar 10 persen pada orang-orang yang lahir pada pertengahan 1880-an, bandingkan dengan 30 persen pada orang-orang yang lahir di abad ke-20. Itu adalah peningkatan yang signifikan dalam waktu yang relatif pendek, jika terkait evolusi," ujarnya.

Lucas dan kolega Maciej Henneberg dan Jaliya Kumaratilake dari University of Adelaide mendapatkan hasil ini setelah memeriksa 80 lengan kadaver yang berasal dari orang-orang keturunan Eropa di Australia.

Usia para pendonor lengan ketika meninggal dunia berkisar antara 51-101 tahun, yang artinya hampir seluruh dari pendonor terlahir pada pertengahan awal abad ke-20.

Ketika dibandingkan dengan literatur yang ada, Lucas dan kolega mendapati bahwa keberadaan arteri median ini menjadi tiga lipat lebih umum dibandingkan seabad lalu.

Baca juga: Evolusi Jenggot, Selamatkan Pria dari Efek Perkelahian

Para peneliti tidak mengetahui secara pasti mengapa manusia berevolusi untuk mempertahankan pembuluh nadi tambahan ini.

Pasalnya, meski tambahan ini bisa memperkuat lengan atau membuat jari-jari menjadi lebih tangkas, keberadaannya juga meningkatkan risiko sindrom lorong karpal, kondisi yang membuat tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa hingga kelemahan di tangan.

Lucas pun menduga bahwa pembuluh nadi tambahan ini mungkin disebabkan oleh mutasi pada gen yang terlibat dalam perkembangan arteri median atau masalah kesehatan pada ibu saat kehamilan, atau malah keduanya.

Apapun alasannya, dia menduga bahwa tren ini akan terus berlanjut.

"Mayoritas manusia akan memiliki arteri median di lengan pada 2100," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com