Vaksin CoronaVac yang dikembangkan Sinovac Biotech dari China, adalah vaksin Covid-19 pertama yang digunakan di Indonesia.
Sejak awal tahun kedua pandemi virus corona, vaksin Sinovac telah diberikan kepada sejumlah tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Namun, di pertengahan tahun 2021, lonjakan kasus Covid-19 yang diakibatkan penyebaran varian Delta, telah menyebabkan kekhawatiran akan kemanjuran vaksin Sinovac dalam melawan varian virus corona ini.
Hingga kini, belum ada studi atau laporan mengenai efektivitas vaksin Sinovac terhadap varian Delta yang sangat menular saat ini.
Kendati demikian, WHO mengatakan bahwa vaksin Sinovac tetap efektif dalam mencegah Covid-19 yang parah.
Baca juga: Thailand Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca untuk Tingkatkan Perlindungan dari Varian Delta
Vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech China berkhasiat dalam mencegah Covid-19 pada orang dewasa di bawah 60 tahun.
Akan tetapi, beberapa data berkualitas tentang risiko efek samping yang serius masih kurang, menurut temuan para pakar WHO, dikutip dari Al Jazeera, Senin (19/7/2021).
Para ahli independen di Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) WHO meninjau suntikan CoronaVac Sinovac dari uji klinis fase 3 di China, Brasil, Indonesia, Turki, dan Chili.
Penilaian itu dilakukan tak lama setelah para ahli WHO SAGE menyuarakan "kepercayaan yang sangat rendah" pada data yang diberikan oleh pembuat obat milik negara China Sinopharm tentang vaksin Covid-19 mengenai risiko efek samping yang serius pada beberapa pasien.
Akan tetapi, para pakar ini memiliki keyakinan penuh pada kemampuan vaksin Covid-19 Sinovac dalam mencegah penyakit tersebut, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh kantor berita Reuters.
Baca juga: Pfizer Ajukan Izin Suntikan Booster Vaksin untuk Cegah Varian Delta