Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Wanita yang Pernah Hamil Tak Boleh Jadi Donor Plasma Konvalesen

Kompas.com - 04/07/2021, 16:04 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Wanita yang pernah hamil tidak boleh menjadi donor plasma konvalesen. Ini merupakan syarat mutlak untuk mendonorkan plasma bagi pasien Covid-19. Memangnya apa yang terjadi pada tubuh wanita yang pernah hamil sehingga mempengaruhi plasma darah? Artikel ini akan membahas alasannya secara detail.

Terapi plasma konvalesen

Terapi ini merupakan salah satu terapi pilihan yang disebut bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi Covid-19 serta mempercepat proses penyembuhan pasien.

Mekanisme terapi ini adalah dengan memasukkan plasma darah pasien yang sudah pernah terinfeksi virus SARS-CoV-2 kepada pasien yang masih terinfeksi. Plasma orang yang sudah sembuh dari virus corona mengandung antibodi yang bisa melawan virus tersebut.

Melalui terapi ini diharapkan sistem imun pasien yang masih terinfeksi akan segera membentuk antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus tersebut.

Baca juga: Apa Itu Terapi Plasma Konvalesen dan Siapa Saja yang Boleh Menerimanya

Syarat donor plasma konvalesen

  • Pernah terkonfirmasi positif Covid-19
  • Sudah sembuh dan dikonfirmasi dengan hasil swab negatif
  • Sudah sembuh setidaknya 2 minggu
  • Laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil
  • Berat badan minimal 55 kilogram
  • Usia 18 sampai 60 tahun
  • Tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir

Baca juga: Tidak Hanya Plasma Konvalesen, Ini Pilihan Terapi Covid-19

Mengapa wanita yang pernah hamil tak boleh donor plasma konvalesen

Perempuan yang pernah hamil tidak bisa mendonorkan plasmanya untuk pasien Covid-19 karena darahnya mengandung HLA yang terbentuk selama kehamilan. HLA adalah singkatan dari human leukocyte antigen. Ini merupakan antibodi yang berfungsi untuk menentukan reaksi tubuh jika menerima transfusi atau donor organ.

Antibodi HLA dilaporkan menjadi penyebab terjadinya tranfusion related acute lung injury (TRALI) pada tranfusi darah. TRALI adalah kondisi edema paru atau paru yang membengkak disertai hipoksia. TRALI terjadi pada 6 jam pertama setelah dilakukan transfusi darah.

Menurut laporan di American Red Cross pada tahun 2003 hingga 2006 terdapat 75 persen kasus fatal TRALI akibat transfusi plasma disebabkan karena donor adalah wanita dengan HLA positif.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di NCBI menyebutkan bahwa antibodi HLA hanya ditemukan sedikit pada pria. Namun pada wanita, antibodi HLA ini meningkat seiring dengan jumlah kehamilan yang pernah dialaminya.

Baca juga: Begini Risiko, Prosedur, dan Hasil Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19

Antibodi ini bertahan lama di dalam tubuh wanita bahkan hingga 10 tahun. Memang kadarnya akan menurun, namun pengurangannya tidak signifikan dan tidak lebih dari 50 persen.

Atas dasar itulah, wanita yang pernah hamil tidak boleh menjadi donor plasma konvalesen karena berisiko menyebabkan TRALI pada pasien Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com