Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Oximeter, Alat Kesehatan yang Penting untuk Isolasi Mandiri

Kompas.com - 24/06/2021, 10:03 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Oximeter merupakan alat tes non-invasif yang berguna untuk mengukur tingkat saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah.

Di masa pandemi Covid-19, oximeter menjadi alat yang sangat penting dan disarankan untuk dimiliki oleh pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Melalui oximeter, pasien Covid-19 dapat melakukan pengecekan saturasi oksigen secara berkala dan memantaunya guna mencegah kondisi yang fatal.

Fungsi oximeter

Dilansir dari Healthline, 2 Agustus 2017, oximeter berfungsi untuk memeriksa seberapa baik jantung memompa oksigen ke seluruh tubuh.

Oximeter dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan kondisi kesehatan yang memengaruhi kadar oksigen darah.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Keluarga Isolasi Mandiri di Rumah

Kondisi tersebut antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, radang paru-paru, kanker paru-paru, anemia, serangan jantung, dan kelainan jantung bawaan.

Cara kerja oximeter

Untuk membaca saturasi oksigen, oximeter yang berbentuk seperti penjepit ditempatkan di jari tangan, daun telinga, atau kaki.

Sinar kecil akan melewati darah di jari dan mengukur jumlah oksigennya. Ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam darah teroksigenasi.

Tidak hanya mengukur saturasi oksigen, penggunaan oximeter juga menampilkan hasil pengukuran detak jantung.

Cara membaca oximeter

Oximeter biasanya menampilkan hasil yang cukup akurat. Terutama jika menggunakan peralatan yang berkualitas tinggi.

Baca juga: 7 Langkah Isolasi Mandiri di Rumah Agar Cepat Pulih

Biasanya, oximeter secara konsisten memberikan hasil dalam perbedaan dua persen dari yang sebenarnya.

Misal, jika pembacaan oximeter adalah 82 persen, maka tingkat saturasi oksigen yang sebenarnya adalah antara 80-84 persen.

Namun, kualitas bentuk gelombang dan kondisi individu harus dipertimbangkan. Faktor-faktor seperti suhu, gerakan, dan cat kuku dapat memengaruhi akurasi.

Tingkat saturasi oksigen yang dianggap normal bagi individu sehat adalah 95 persen. Tingkat saturasi oksigen 92 persen menunjukkan potensi hipoksemia, yakni kekurangan oksigen yang mencapai jaringan dalam tubuh.

Oximeter dan Covid-19

Denyse Lutchmansingh, MD, ahli paru-paru dari Yale Medicine, mengatakan bahwa oximeter palig dibutuhkan oleh pasien Covid-19 dengan gejala batuk, demam, dan sesak napas.

Baca juga: Wisma Atlet Hampir Penuh, Siapa yang Boleh Isoman atau Isolasi Mandiri?

“Jika Anda bergejala, itu adalah saatnya untuk memeriksa kadar oksigen Anda. Memeriksa kadar oksigen adalah sesuatu yang kami coba lakukan dari sudut pandang rawat jalan,” ujar Lutchmansingh, dikutip dari Yale Medicine, 8 Mei 2020.

“Kami memiliki pasien Covid-19 yang kami pantau di rumah dan salah satu faktor penentu untuk membawa mereka ke rumah sakit adalah tingkat oksigen mereka,” imbuhnya.

Lutchmansingh menyarankan, bagi yang ingin membeli oximeter sebaiknya berkonsultasi atau meminta panduan dari profesional medis.

Selain itu, Lutchmansingh juga mengingatkan untuk selalu membersihkan tangan sebelum menggunakan oximeter agar tidak mengurangi akurasinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com