Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antibiotik Jadi Salah Satu Ancaman Kesehatan Paling Berbahaya di Dunia, Kok Bisa?

Kompas.com - 13/06/2021, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Revisi tata laksana penggunaan antibiotik juga perlu dilakukan secara berkala.”

Erwin membenarkan, banyak masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa antibiotik bisa dipakai untuk semua penyakit.

Padahal banyak penyakit infeksi khususnya yang disebabkan oleh virus sebenarnya bersifat self-limiting disease, artinya yang diperlukan adalah lebih banyak istirahat dan nutrisi. Bukan antibiotik.

"Banyak pasien berusaha mengobati penyakitnya sendiri dan bahkan membeli obat termasuk antibiotik di apotek dan setelah penyakitnya memburuk, baru berkonsultasi ke dokter atau layanan kesehatan," kata Erwin.

"Hal ini yang sering menyebabkan kuman menjadi resisten dan menimbulkan beban biaya menjadi lebih besar," imbuh dia.

Vida Parady, mewakili Yayasan Orangtua Peduli (YOP), menambahkan, resistensi antibiotik merupakan krisis kesehatan dunia, bahkan disebut sebagai silent pandemic.

"Namun, banyak pihak belum peduli akan dampak resistensi antibiotik. Masih sering ditemukan tenaga kesehatan yang meresepkan antibiotik pada penyakit karena infeksi virus. Di sisi lain, masyarakat berpikir antibiotik dapat mencegah sakit menjadi lebih berat. Semua pihak bertanggung jawab untuk menekan laju resistensi antimikroba.”

Baca juga: Jangan Sembarang Minum Antibiotik, Ketahui Efek Sampingnya

Dokter Erwin mengimbau masyarakat untuk menggunakan antibiotik secara bijak, rasional dan tuntas supaya angka kesembuhan meningkat serta mengurangi lama rawat inap, angka kesakitan dan kematian, pembiayaan, penularan kepada orang lain dan mencegah resistensi.

“Selain meningkatkan peran semua pihak, termasuk pemerintah (dalam hal ini lintas kementerian) serta swasta untuk mendukung program pengendalian resistensi antibiotik, peningkatan implementasi program di semua fasilitas kesehatan juga penting untuk dilakukan,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com