Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Emosi Anak dari Bayi Baru Lahir hingga Usia 12 Tahun ke Atas

Kompas.com - 08/06/2021, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Tumbuh kembang anak tidak bisa dianggap baik hanya dari pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga menyangkut perkembangan emosi dalam mengekspresikan perasaannya.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak dan Remaja RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Anggia Hapsari Sp.KJ(K) mengatakan, anak-anak memiliki beragam emosi atau perasaan selayaknya orang dewasa.

Bahkan, kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum dan frustasi.

Seperti diketahui, saat bayi baru lahir mereka tidak langsung memiliki kemampuan untuk mengucapkan apa yang mereka rasakan dengan kata-kata, karena belum memiliki perbendaharaan kosa-kata sebagai sarana komunikasinya.

Baca juga: Anak Tantrum? Jangan Emosi, Lakukan 4 Hal Ini

 

Sehingga, anak akan mengomunikasikan emosi dan perasaan mereka dengan cara-cara lain.

"Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah," kata Anggia.

Menurut Anggia, sebenarnya pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.

Berikut emosi anak dan perkembangannya dari bayi baru lahir hingga memasuki usia remaja.

1. Emosi bayi baru lahir

Anggia menjelaskan, beberapa peneliti meyakini bahwa perkembangan emosi anak dimulai saat bayi, beberapa minggu setelah lahir.

Baca juga: Emosi Anak Terlalu Sensitif, Para Orangtua Wajib Waspada

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com