Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Kompas.com - 01/06/2021, 13:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com- Semakin banyak varian virus corona baru yang bermunculan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya beri nama baru varian-varian ini menggunakan alfabet Yunani.

Pada Senin (31/5/2021), secara resmi WHO menetapkan label baru untuk varian utama virus corona, alih-alih publik dapat merujuk di mana varian itu pertama kali terdeteksi, namun varian ini justru diberi nama alfabet Yunani.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian," tulis Maria Van Kerkkhove, kepala teknis WHO untuk tanggap Covid-19, dalam unggahannya di Twitter seperti dilansir dari CNN, Selasa (1/6/2021).

Penggunaan alfabet Yunani sebagai nama baru varian virus corona, seperti dilabelkan pada varian B.1.1.7 yakni varian virus corona yang kali pertama terdeteksi di Inggris, diberi nama Alfa, dan varian Afrika Selatan (B.1.351) dilabeli sebagai Beta.

Baca juga: WHO: Varian Covid-19 India, B.1.617, Sudah Menyebar ke 49 Negara

 

Seperti diketahui bahwa sejak dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO pada awal 2020 lalu, virus corona SARS-CoV-2 terus bermutasi di sejumlah negara.

Kebijakan panel pakar WHO dengan merekomendasikan penggunaan alfabet Yunani ini untuk merujuk pada varian.

Menurut WHO dalam laman web baru situsnya, ini akan lebih memudahkan dan lebih praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah.

Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19 dapat bermutasi atau berubah seiring waktu. Inilah yang menyebabkan varian-varian baru bermunculan.

WHO mencatat dalam laporan yang diumumkan Senin lalu, bahwa label atau nama baru virus corona tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada untuk varian virus corona.

Baca juga: 3 dari 10 Varian Corona Paling Diperhatikan WHO Sudah Masuk Indonesia

Ilustrasi varian Covid-19 India menyebabkan lonjakan kasus di Inggris. Ilmuwan mendesak agar pemerintah meningkatkan vaksinasi.SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA Ilustrasi varian Covid-19 India menyebabkan lonjakan kasus di Inggris. Ilmuwan mendesak agar pemerintah meningkatkan vaksinasi.

"Nama ilmiah akan terus digunakan dalam penelitian," imbuh Van Kerkhove.

Berikut nama-nama baru virus corona berdasarkan alfabet Yunani yang diumumkan WHO.

1. Varian B.1.1.7
Asal: Inggris
Nama Baru: Alpha (Alfa)

2. Varian B.1.351
Asal: Afrika Selatan
Nama Baru: Beta

3. Varian P.1
Asal: Brasil
Nama Baru: Gamma

4. Varian B.1.617.2
Asal: India
Nama Baru: Delta

5. Varian B.1.427/429
Asal: Amerika Serikat
Nama Baru: Epsilon

Baca juga: 3 Varian Virus Corona yang Masuk ke Indonesia, Kenali Gejala hingga Bahayanya

 

6. Varian P.2
Asal: Brasil
Nama Baru: Zeta

7. Varian B.1.525
Asal: Multiple countries (berbagai negara)
Nama Baru: Eta

8. Varian P.3
Asal: Filipina
Nama Baru: Theta

9. Varian B.1.526
Asal: Amerika Serikat
Nama Baru: Iota

10. Varian B.1.617.1
Asal: India
Nama Baru: Kappa

WHO menilai, meskipun varian baru virus corona memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan.

Baca juga: Ada Lebih dari 6.600 Mutasi Virus Corona, Apa Semua Varian Berbahaya?

Ilustrasi varian baru virus corona Perancis. Di tengah menghadapi gelombang Covid-19 ketiga, Perancis terapkan lockdown ketat setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di negara ini.SHUTTERSTOCK/Imilian Ilustrasi varian baru virus corona Perancis. Di tengah menghadapi gelombang Covid-19 ketiga, Perancis terapkan lockdown ketat setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di negara ini.

Akibatnya, orang akan sering menggunakan penyebutan varian virus corona tersebut berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang hal ini akan menstigmatisasi dan deskriminatif.

Selain itu, kemungkinan juga dapat terjadi kesalahan, karena ada bukti bahwa mutasi yang menandai setidaknya beberapa varian muncul secara independen di beberapa tempat berbeda.

"Untuk menghindari hal ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," kata WHO.

Sementara itu, ada beberapa kekhawatiran bahwa sistem penamaan varian baru virus corona dengan alfabet Yunani oleh WHO dinilai telah terlambat.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Ini 4 Mutasi Virus yang Diketahui

 

Sistem tersebut dinilai mungkin membuat penggambaran varian menjadi lebih rumit karena ada tiga nama potensial, yakni nama ilmiah mereka, referensi berdasarkan di mana varian itu pertama kali teridentifikasi dan pelabelan alfabet Yunani oleh WHO.

"Akan lebih baik untuk memikirkan nomenklatur ini lebih awal," kata Dr Amesh Adalja, senior scholar di Johns Hopkins Center for Health Security kepada CNN.

Menurutnya, akan sulit untuk saat ini membujuk orang untuk mulai menggunakan label alfabet Yunani dalam menyebut varian-varian baru virus corona.

"Pasti ada masalah dengan stigmatisasi di mana varian (virus corona) dideskripsikan dan kemudian diberi label berdasarkan negara itu. Kami tahu bahwa sudah ada reaksi balik di India, mengenai varian India dan orang-orang telah menyebutnya seperti itu," kata Adalja.

Baca juga: Lagi, Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Perancis dan Tak Terdeteksi PCR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com