KOMPAS.com - Selama akhir pekan ini, sejak Jumat (28/5/2021) hingga Minggu (30/5/2021) ada beberapa berita populer Sains.
Mulai dari hasil pemodelan BMKG yang menunjukkan bahwa potensi gempa maksimum di Jawa Timur bisa mencapai M 8,9 dan tinggi maksimum potensi tsunami mencapai 29 meter.
Kemudian ada fenomena meteor jatuh di puncak gunung Merapi pada Kamis (27/5/2021). Bagaimana penjelasan Lapan terkait hal ini?
Hingga penjelasan ahli soal vaksin sel dendritik yang digaungkan Terawan tak disertai pembuktian dan temuan gambar terbesar di dunia yang ada di India.
Baca juga: [POPULER SAINS] Klarifikasi BMKG Soal SMS Gempa M 8,5 | Cara Memahami Matematika
Berikut ulasan berita terpopuler di kanal Sains.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemodelan matematika untuk mengukur potensi gempa terkuat dan tinggi maksimum tsunami yang bisa menyapu Jawa Timur. Berdasarkan pemodelan matematis, Jawa Timur berpotensi diguncang gempa hingga kekuatan M 8,9 dan tinggi maksimum tsunami mencapai 29 meter. "Dari sejarah dan data-data yang terekam hingga saat ini, akhirnya kami menyusun pemodelan secara matematis potensi tsunami di Jawa Timur," ungkap Dwikorita dalam Webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur, Jumat (28/5/2021). "Hasil analisis kami untuk wilayah Jawa Timur, potensi tsunami seluruh pesisir tinggi maksimum adalah 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek. Dan waktu tiba tercepat, datangnya tsunami paling cepat, 20-24 menit di Kabupaten Blitar," imbuh Dwikorita.
Berikut penjelasan dan imbauan BMKG terkait potensi gempa dan tsunami di Jawa Timur:
Hasil Pemodelan BMKG, Tinggi Maksimum Potensi Tsunami Jawa Timur 29 Meter
Dalam sebuah diskusi, mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkapkan jurnal yang dijadikan acuan vaksin Nusantara yang berbasis sel dendritik.
Video diskusi tersebut diunggah akun YouTube Josie Chyntia, Minggu (26/5/2021) lalu.
Terawan, dalam video tersebut mengatakan bahwa sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya. Termasuk di New York, sudah terbit dalam jurnal kesehatan, Pubmed.
"Itu isinya adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau vaksin Nusantara, The Begining of the End Cancer and Covid-19. Artinya apa, dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau vaksin Nusantara," kata Terawan.
Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr Ines Atmosukarto angkat bicara soal jurnal yang dipublikasikan National Library of Medicine (Pubmed), pada 9 November 2020 lalu.