Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Krisis Pangan Global, Ahli Sebut Larva dan Rumput Laut Bisa Jadi Sumber Makanan Sehat

Kompas.com - 20/05/2021, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim, bencana lingkungan, dan pandemi menjadi ancaman bagi rantai pasokan makanan saat ini.

Sistem baru pun diperlukan untuk mempersiapkan makanan yang tahan dari kondisi tersebut.

Menjawab masalah itu, peneliti dari University of Cambridge dalam studi barunya mengungkapkan bila sumber makanan seperti ulat bambu, alga, dan protein yang berasal dari jamur bisa menjadi penyelamat dan bahan pangan alternatif yang berkelanjutan.

Itu mengapa studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Food ini menyebut, jika sumber makanan tersebut perlu diproduksi secara massal dan dikonsumsi untuk memerangi malnutrisi global di masa depan.

Baca juga: Tangkal Krisis Pangan di Bumi, Perusahaan Ini Bikin Kebun di Luar Angkasa

Mengutip Science Focus, Rabu (19/5/2021) peneliti mengatakan makanan seperti serangga dan ganggang itu bisa diolah sebagai bahan berupa pasta, burger, dan energy bar terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Memakannya secara utuh bisa jadi bukan opsi bagi banyak orang.

"Makanan seperti rumput laut, lalat, ulat bambu, dan ganggang bersel tunggal seperti chlorella, berpotensi memberikan pola makan sehat dan tahan risiko yang dapat mengatasi malnutrisi di seluruh dunia," kata Dr Asaf Tzachor dari Centre for the Study of Existential Risk (CSER) di University of Cambridge.

Ia menambahkan, jika sistem pangan saat ini rentan. Itu karena serangkaian bencana seperti banjir, kekeringan, dan lain-lain. Peningkatan kecil dalam produktivitas tak akan berpengaruh banyak.

"Untuk memastikan pasokan makanan di masa depan, kita perlu mengintegrasikan cara-cara pertanian yang benar-benar baru ke dalam sistem saat ini," papar Tzachor.

Dalam studinya, tim peneliti menganalisis hampir 500 makalah ilmiah yang diterbitkan dengan melihat berbagai jenis sistem produksi pangan di masa depan.

Peneliti percaya bahwa produksi yang disebut makanan masa depan, seperti serangga dan ganggang dapat mengubah bagaimana sistem makanan beroperasi karena dapat ditanam dalam skala besar serta tak membutuhkan lahan yang luas.

Lebih lanjut, peneliti menyebut akan berbahaya jika hanya mengandalkan makanan yang berasal dari pertanian konvensional dan sistem pasokan.

Sebab hal tersebut berisiko mengalami gangguan serius dari berbagai faktor, seperti hama, bencana lingkungan, dan bahkan pandemi.

Baca juga: Sagu, Jawaban dari Krisis Pangan Indonesia, Mengapa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com