Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi Krisis Pangan Global, Ahli Sebut Larva dan Rumput Laut Bisa Jadi Sumber Makanan Sehat

KOMPAS.com - Perubahan iklim, bencana lingkungan, dan pandemi menjadi ancaman bagi rantai pasokan makanan saat ini.

Sistem baru pun diperlukan untuk mempersiapkan makanan yang tahan dari kondisi tersebut.

Menjawab masalah itu, peneliti dari University of Cambridge dalam studi barunya mengungkapkan bila sumber makanan seperti ulat bambu, alga, dan protein yang berasal dari jamur bisa menjadi penyelamat dan bahan pangan alternatif yang berkelanjutan.

Itu mengapa studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Food ini menyebut, jika sumber makanan tersebut perlu diproduksi secara massal dan dikonsumsi untuk memerangi malnutrisi global di masa depan.

Mengutip Science Focus, Rabu (19/5/2021) peneliti mengatakan makanan seperti serangga dan ganggang itu bisa diolah sebagai bahan berupa pasta, burger, dan energy bar terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Memakannya secara utuh bisa jadi bukan opsi bagi banyak orang.

"Makanan seperti rumput laut, lalat, ulat bambu, dan ganggang bersel tunggal seperti chlorella, berpotensi memberikan pola makan sehat dan tahan risiko yang dapat mengatasi malnutrisi di seluruh dunia," kata Dr Asaf Tzachor dari Centre for the Study of Existential Risk (CSER) di University of Cambridge.

Ia menambahkan, jika sistem pangan saat ini rentan. Itu karena serangkaian bencana seperti banjir, kekeringan, dan lain-lain. Peningkatan kecil dalam produktivitas tak akan berpengaruh banyak.

"Untuk memastikan pasokan makanan di masa depan, kita perlu mengintegrasikan cara-cara pertanian yang benar-benar baru ke dalam sistem saat ini," papar Tzachor.

Dalam studinya, tim peneliti menganalisis hampir 500 makalah ilmiah yang diterbitkan dengan melihat berbagai jenis sistem produksi pangan di masa depan.

Peneliti percaya bahwa produksi yang disebut makanan masa depan, seperti serangga dan ganggang dapat mengubah bagaimana sistem makanan beroperasi karena dapat ditanam dalam skala besar serta tak membutuhkan lahan yang luas.

Lebih lanjut, peneliti menyebut akan berbahaya jika hanya mengandalkan makanan yang berasal dari pertanian konvensional dan sistem pasokan.

Sebab hal tersebut berisiko mengalami gangguan serius dari berbagai faktor, seperti hama, bencana lingkungan, dan bahkan pandemi.


Contohnya saat pandemi ini, pembatasan yang diberlakukan pemerintah akhirnya menganggu produksi makanan dan rantai pasokan di seluruh dunia.

Selain itu juga ada kebakaran hutan dan kekeringan di Amerika Utara, serangan belalang di Afrika, dan lain-lain.

"Kemajuan teknologi membuka banyak kemungkinan untuk sistem makanan alternatif yang lebih tahan risiko dan dapat secara efisien memasok nutrisi berkelanjutan kepada miliaran orang," kata Catherine Richards, peneliti doktoral di Cambridge’s Centre for the Study of Existential Risk and Department of Engineering.

"Pandemi Covid-19 hanya salah satu contoh dari meningkatnya ancaman terhadap sistem pangan global kita. Diversifikasi pola makan dengan makanan masa depan ini akan menjadi penting dalam mencapai ketahanan pangan untuk semua," tambahnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/20/090300023/atasi-krisis-pangan-global-ahli-sebut-larva-dan-rumput-laut-bisa-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke