Bintang Laut Bunga Matahari Ini Lahir Kembali Setelah Nyaris Punah

KOMPAS.com- Sunflower sea star atau bintang laut bunga matahari adalah salah satu biota laut yang berada di ujung kepunahan.

Namun, sekelompok ilmuwan Amerika Serikat berhasil membuat bintang laut ini lahir kembali.

Sejumlah bintang laut bunga matahari ini berhasil dikembang biakkan di penangkaran, yang bertujuan memperkenalkan mereka kembali ke alam liar.

Ilmuwan di laboratorium Pulau San Juan, di negara bagian Washington, Amerika Serikat, telah berhasil mengangkat bintang laut bunga matahari dari penangkaran itu untuk pertama kalinya, seperti dilansir dari Guardian, Minggu (16/5/2021).

Ini adalah upaya para ilmuwan untuk membantu menyelamatkan makhluk laut yang kharismatik ini dari ambang kepunahan.

Baca juga: Fosil 480 Juta Tahun, Seperti Ini Rupa Nenek Moyang Bintang Laut

Bintang laut bunga matahari adalah spesies bintang lait dengan warna yang bervariasi. Spesies ini dapat tumbuh hingga sebesar roda sepeda dan memiliki sekitar 20 kaki.

Populasi bintang laut ini pernah melimpah di kawasan perairan pesisir dari Alaska hingga Meksiko.

Akan tetapi, pada tahun 2013, hampir 6 miliar dari hewan ini sekarang sangat terancam punah. Ancaman kepunahan pada bintang laut bunga matahari ini adalah dari penyakit mengerikan yang berkaitan dengan pemanasan laut.

Populasi bintang laut bunga matahari inipun anjlok hingga lebih dari 90 persen.

Baca juga: Foto Langka, Bintang Laut Tertangkap Memakan Kepiting

Sebagai predator utama, bintang laut bunga matahari sangat penting dalam memeliharan ekosistem laut yang beragam.

Hal itu disampaikan Jason Hodin, seorang ahli biologi kelautan yang memimpin penelitian di Friday Harbor Laboratories di Pulau San Juan, stasiun lapangan kelautan untuk University of Washington.

"Predator puncak ini benar-benar membantu menyusun ekosistem. Dan ketika Anda menghilangkannya, hal itu sering kali mengubah [habitat] menjadi ekosistem yang jauh lebih sederhana dan kurang beragam," kata dia.

Dampak hilangnya bintang laut bunga matahari ini cukup terasa di California, yang mana hal itu menyebabkan turut hilangnya hutan rumput laut di negara ini.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Apakah Bintang Laut Punya Mata?

WIKIMEDIA COMMONS/brewbooks Ilustrasi Bintang laut bunga matahari.

Hilangnya predator utama telah menyebabkan ledakan populasi bulu babi ungu, yang memangsa rumput laut.

"Ini sangat memprihatinkan, karena hutan rumput laut diibaratkan sebagai hutan hujan tropis lautan," kata Hodin.

Bintang laut bunga matahari adalah predator penting dalam ekosistem laut, sehingga punahnya spesies ini menyebabkan hutan rumput laut hilang. Padahal, hutan rumput laut memiliki peran penting bagi laut.

Hutan rumput laut dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, memurnikan air dan menyediakan habitat penting bagi makhluk laut.

Hodin, seorang ahli biologi larva, memulai proyek tersebut pada 2019 ketika Nature Conservancy (TNC).

Baca juga: 4 Tahun Menghilang, Bintang Laut Kembali ke Pantai Barat AS

Sementara itu, Walter Heady, ahli ekologi laut pesisir di TNC, menambahkan saat timnya memulai studi ini, mereka tidak yakin apakah pemeliharaan hewan ini mungkin dilakuakan di penangkaran.

Heady menambahkan sangat sedikit yang diketahui tentang siklus hidup bintang laut, sebagian karena larva sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dipantau atau bahkan ditemukan di alam liar.

"Akan tetapi juga karena itu bukan spesies yang penting secara komersial", kata Heady.

Hodin menambahkan bahwa tujuan pertama studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang biologi bintang laut, serta yang terpenting adalah untuk memahami bagaimana spesies dapat pulih di alam liar.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Sains di Balik Pantat Bintang Laut yang Viral

Chris Mah, seorang peneliti Smithsonian dan ahli bintang laut yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa studi ini adalah langkah pertama untuk memahami bagaimana membantu memulihkan populasi bintang laut bunga matahari. Akan tetapi, menurutnya ini bukanlah solusi.

"Ini lebih dari satu spesies. Ada lingkungan di sana yang perlu dipelajari dan kita perlu mencari tahu apa yang menyebabkan masalah," jelas dia.

Sementara penyakit yang menggerogoti bintang laut ini telah mereda, pengetahuan ilmiah tentang penyebab penyakit tersebut dan kaitannya dengan pemanasan lautan masih terbatas.

"Mata kami tertuju pada hadiah [pengenalan kembali]," kata Hodin optimis.

Ia berharap perhatian pada bintang laut bunga matahari yang dapat membantu mengkomunikasikan kebutuhan untuk melindungi ekosistem laut.

Baca juga: Serba-serbi Hewan, Bagaimana Cara Bintang Laut Makan?