Selain itu, kemiringan sumbu rotasi Mars adalah 25,2 derajat atau tak berbeda pula dengan Bumi yang 23,5 derajat. Artinya, siklus musim di planet Mars relatif serupa dengan Bumi, perbedaan durasinya hanya dua kali lipat lebih lama.
Ketika kelak umat manusia menggelar penjelajahan berawak ke Mars, yang dalam prakiraan Elon Musk akan berlangsung di dasawarsa 2030-an atau 2040-an, maka pertanyaannya bagaimana astronot yang beragama Islam dapat menjalankan kehidupan spiritualnya di sana?
"Sisi spiritualitas ini tak bisa dinafikan mengingat sepanjang sejarah peradaban manusia menjadi salah satu faktor dalam daya ungkit peradaban," kata Marufin.
Baca juga: Elon Musk, SpaceX, dan Impiannya Membuat Koloni di Mars
Seperti terbukti pada Gobekli Tepe (Turki) dan ribuan tahun kemudian menyusul di Stonehenge (Inggris).
Kehidupan umat Islam pada dasarnya terpusat di tiga hal, yakni kiblat dengan arahnya, sistem pembagian waktu untuk ibadah sehari-hari dan sistem penanggalan untuk menjalankan bulan-bulan kalender penting.
Ketiga hal tersebut tetap krusial meskipun sesosok Muslim sedang menjalani penerbangan antariksa.
Landasannya diletakkan manakala astronot Salman al-Saud dari Arab Saudi, mengangkasa di orbit rendah Bumi dalam misi antariksa STS 51-G bersama pesawat ulang-alik Discovery pada 17-24 Juni 1985.
Baca juga: Siapkan Kehidupan di Mars, Ahli Lakukan Serangkaian Eksperimen pada Alga
Selama penerbangannya, Salman menjalani puasa Ramadhan dan Idul Fitri di langit.
Penerbangan antariksa yang paling menyedot perhatian adalah saat Sheikh Muszaphar Shukor, astronot dari Malaysia, mengangkasa ke stasiun antariksa internasional bersama Soyuz TMA-11 pada 10-21 Oktober 2007.
"Baik majelis ulama di Saudi Arabia hingga Malaysia membekali para astronotnya dengan tata cara menunaikan ibadah selama di ruang angkasa. Tata cara tersebut yang dapat digunakan (dengan ekstrapolasi tertentu) manakala kelak manusia sudah menjelajahi Mars," jelas Marufin.
Dengan sehari dan siklus musim di Mars mirip dengan Bumi, lanjut Marufin, pada dasarnya menunaikan ibadah shalat lima waktu di Mars relatif serupa dengan saat berada di Bumi. Artinya, saat hidup di Mars nanti, umat muslim tetap masih bisa menunaikan ibadahnya.
Baca juga: Robot Perseverance NASA Sukses Mendarat di Mars, Cari Bukti Kehidupan