"Studi ini menggeser pemahaman kami sebelumnya tentang migrasi manusia purba ke Eropa dengan cara yang menunjukkan bagaimana bahkan sejarah paling awal dari manusia modern di Eropa mungkin penuh gejolak dan melibatkan penggantian populasi," kata Hajdinjak.
Gagasan penggantian populasi diilustrasikan oleh fakta bahwa individu berusia 35.000 tahun dari Gua Bacho Kiro termasuk dalam kelompok yang secara genetik tidak terkait dengan penghuni situs tersebut sebelumnya.
Studi lain yang diterbitkan pada hari Rabu di jurnal Nature Ecology and Evolution menjelaskan lebih banyak tentang populasi awal Homo sapiens di Eropa.
Para ilmuwan mengurutkan genom perempuan Homo sapiens menggunakan DNA yang diekstrak dari tengkorak yang ditemukan di sebuah situs di barat daya Praha di Republik Ceko.
Baca juga: Ahli: Mutasi Genetik Manusia Modern Lebih Lambat Dibanding Moyang Kita
Dia diyakini hidup lebih dari 45.000 tahun yang lalu, meskipun upaya penanggalan radiokarbon untuk menentukan tanggal pasti tidak berhasil.
Neanderthal dan memiliki sifat genetik yang menunjukkan dia memiliki kulit gelap dan mata gelap, kata ahli genetika Kay Prufer dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, penulis utama studi tersebut.
"Tengkoraknya menunjukkan bukti digerogoti oleh predator, mungkin seekor hyena," kata Prufer.
Kelompoknya, berbeda dengan yang ditemukan di Bulgaria, tampaknya kelompok manusia purba ini telah punah tanpa meninggalkan keturunan genetik di antara orang-orang zaman modern, Homo sapiens.
Baca juga: Nenek Moyang Manusia Hidup Berdampingan dengan Dinosaurus, Ini Buktinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.