Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Kanker Ini Kurangi Efek Beracun Virus Corona, Kok Bisa?

Kompas.com - 01/04/2021, 09:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Protein paling beracun virus SARS-CoV-2 

Sebelum pandemi virus corona, Dr Han telah menggunakan lalat buah sebagai model untuk mempelajari virus lain, seperti HIV dan Zika. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kelompok penelitiannya, pada Februari 2020, mulai mempelajari virus SARS-CoV-2.

Virus corona SARS-CoV-2 menginfeksi sel inang dan membajak sel untuk membuat protein virus dari masing-masing 27 gennya.

Selanjutnya, tim penelitian Dr Han memperkenalkan masing-masing dari 27 gen SARS-CoV-2 ini ke dalam sel manusia dan memeriksa toksisitas atau efek beracunnya.

Mereka juga menghasilkan 12 garis lalat buah untuk mengekspresikan protein virus SARS-CoV-2 yang kemungkinan telah menyebabkan keracunan berdasarkan struktur dan fungsi yang diprediksi.

Para peneliti menemukan bahwa protein virus corona, yang dikenal sebagai Orf6, adalah protein pada virus corona yang paling beracun yang membunuh sekitar setengah dari sel manusia.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Mematikan Protein Perusak dari Virus Corona

 

 

Dua protein lain, yakni Nsp6 dan Orf7a, juga terbukti beracun, dan dapat membunuh sekitar 30-40 persen sel manusia.

Lalat buah yang membuat salah satu dari tiga protein beracun virus corona ini di dalam tubuh mereka, cenderung tidak dapat bertahan hingga dewasa.

Lalat buah yang hidup memiliki masalah seperti lebih sedikit cabang di paru-paru mereka atau lebih sedikit sumber tenaga penghasil energi di sel otot mereka.

Namun, dalam percobaan ini, para peneliti hanya berfokus pada protein virus yang paling beracun, sehingga mereka dapat mengetahui sel apa yang dibajak virus selama proses infeksi.

Tim Dr. Han menemukan bahwa protein Orf6 yang beracun dari virus corona menempel pada banyak protein manusia yang bertugas mengeluarkan materi dari inti sel, tempat di dalam sel yang menyimpan genom, atau instruksi untuk kehidupan.

Baca juga: Studi: Obat Radang Sendi Ini Turunkan Risiko Kematian Pasien Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com