Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2020, 19:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber STAT News

KOMPAS.com - Belakangan obat antivirus remdesivir populer di seluruh dunia. Obat ini konon efektif untuk mengobati penyakit Covid-19 dalam percobaan kecil yang dilakukan ke sekelompok monyet.

Namun dalam uji klinis pada manusia ditemukan bahwa remdesivir gagal mempercepat kesembuhan pasien Covid-19 atau mencegah pasien dari kematian. Bertolak belakang dengan yang digemborkan selama ini.

Hal itu diketahui setelah Gilead Sciences, produsen obat remdesivir, melakukan uji klinis pada pasien Covid-19 di China.

Baca juga: 4 Jenis Obat yang Diteliti untuk Sembuhkan Corona, Ini Daftarnya

Dilansir STAT News, Kamis (23/4/2020), ringkasan hasil penelitian remdesivir sempat diposting di situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun saat dilihat lagi oleh STAT News pada Kamis (23/4/2020), laporan itu telah dihapus.

Menurut juru bicara WHO, hasil laporan itu tidak sengaja diunggah sehingga segera dihapus.

"Draf naskah diberikan oleh penulis kepada WHO, kemudian tidak sengaja diposting di situs web (WHO). Kami segera menghapusnya setelah sadar naskah itu diunggah. Saat ini naskah sedang ditinjau sejawat dan kami masih menunggu versi final. WHO belum dapat memberi komentar tentang ini," ungkap juru bicara WHO Daniela Bagozzi.

Komentar produsen remdesivir

STAT News pun menghubungi Gilead untuk mencari tahu bagaimana hasil penelitian remdesivir yang digadang-gadang dapat mengobati Covid-19.

Amy Flood selaku juru bicara Gilead mengatakan bahwa perusahaannya tetap percaya bahwa ada manfaat yang bisa diberikan obat remdesivir.

Amy mengatakan, penelitian remdesivir dihentikan lebih awal karena pasien yang dilibatkan terlalu sedikit. Hal ini pada akhirnya membuat hasil penelitian kurang dapat memberi kesimpulan yang bermakna secara statistik.

"Namun tren dalam data menunjukkan ada manfaat potensial untuk remdesivir, khususnya bagi pasien yang diberi obat remdesivir di awal penyakitnya," kata Amy.

Karena penelitian Gilead dihentikan sebelum waktunya, laporan tersebut kemungkinan besar tidak sempurna. Ini karena minimnya data yang diperoleh dengan waktu yang sedikit.

Gilead melakukan penelitian pada pasien Covid-19 parah dan disebut menunjukkan ada hasil menggembirakan.

Kendati demikian, studi itu sulit ditafsirkan apakah pasien sembuh karena obat remdesivir atau karena pengobatan standar.

Penelitian remdesivir

Selain diteliti Gilead, kandidat obat corona ini juga dilakukan oleh beberapa ilmuwan.

Salah satunya University of Chicago. Dijelaskan oleh para peneliti pekan lalu, uji klinis mereka terkontrol dan sesuai standar medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com