Padahal menurut Aisyah, dirinya sudah terbiasa diurut sejak kecil, jika terjadi sesuatu misalnya pegal-pegal, kepleset, keseleo dan lain sebaginya.
Berikut cerita Aisyah selengkapnya di YouTube channel Gritte Agatha.
Lantas benarkah diurut setelah terjatuh bisa membuat seseorang menderita kanker tulang?
Untuk menjawab hal itu, Kompas.com menghubungi Dokter Spesialis Onkologi Radiasi di MRCCC Siloam Hospital Semanggi Jakarta Selatan, dr Denny Handoyo Sp.Onk.Rad.
Dijelaskan Denny, banyak literatur yang menjelaskan bahwa memang riwayat jatuh berhubungan erat dengan kanker tulang.
"Namun, tidak serta merta seseorang yang jatuh akan menderita kanker tulang," kata Denny, Selasa (23/3/2021).
Sebagai informasi, kanker tulang sendiri angka kejadiannya di seluruh dunia, kurang dari 1 persen dari seluruh kasus kanker yang ada.
Denny berkata, sebenarnya faktor risiko yang paling tinggi mengalami kanker tulang ada dua yakni, genetik atau keturunan dan riwayat kemoterapi (radioterapi).
"Kelainan genetik inilah yang berperan menyebabkan mutasi atau respon yang salah saat terjadinya trauma (terjatuh). Biasanya pada usia muda 10-20 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan tulang yang pesat," ujarnya.
Adapun, persoalan di urut setelah kecelakaan atau kejadian terjatuh juga bisa menjadi pemicu cedera pada tulang semakin parah dan akhirnya menyebabkan kanker tulang.
"Bisa saja, karena jika diurut atau ditekan terlalu kuat, justru berpotensi menyebabkan cedera yang semakin berat," jelasnya.
Oleh karena itu, jika terjatuh, Anda sebaiknya tidak sembarangan memperlakukan atau mengobati organ tubuh terutama bagian tulang.
Baca juga: Ada Kecelakaan di Jalan, Kok Orang Lebih Suka Menonton?
"Sebaiknya lebih berhati-hati memilih pengobatan jika terjatuh," imbuhnya.
Jika setelah keadaan jatuh tersebut Anda mengalami gejala seperti pembengkakan (benjolan), nyeri, dan kemerahan disertai sulit bergerak, maka haruslah Anda curigai.
"Jika mengalami gejala ini mohon segera periksa ke dokter, mungkin diperlukan beberapa pemeriksaan seperti rontgent, ct scan, MRI dan juga biopsi untuk menegakkan diagnosis kanker tulang," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.