Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Cabai Rawit Tampak Seperti Dicat, Begini Saran Ahli untuk Membedakannya

Kompas.com - 23/03/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video cabai rawit diduga diberi pewarna tambahan berupa cat, menjadi viral dan membuat heboh masyarakat Indonesia.

Seperti video yang diunggah oleh akun sosial media Facebook @Agung Emfet Putra Blambangan, lima hari yang lalu.

Hal ini dicurigai karena saat cabai rawit itu akan di masak, ternyata bentuknya justru berubah seolah cabai rawit itu berlumur cat.

Agung yang berasal dari Banyuwangi ini dalam postingannya juga menuliskan "Ati2 geh seng seneng lombok".

Kehebohan ini ternyata di-repost ulang oleh akun Instagram @lambe_turah dengan caption "waaah kalo beneran bahaya nehhh....".

Baca juga: Warga Heboh, Cabai Rawit Diduga Dicat Beredar di Banyuwangi, Ini Faktanya

Lantas mungkinkah cabai rawit diberikan pewarna tambahan cat dan apa dampaknya bagi konsumen yang memakannya?

Menjawab persoalan tersebut, pakar toksiologi kimia, Dr.rer.nat (doktor ilmu sains) Budiawan mengatakan, hal itu sangat mungkin dilakukan.

"Bisa saja cabai itu dicat, terutama cat semprot atau cat pilox," kata Budi kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).

Kendati demikian, Budi menegaskan bahwa sebenarnya warna cabai rawit yang alami dan yang diberi pewarna sintetik (tambahan) sangat bisa dibedakan.

Menurut Budi, secara organoleptis atau uji panca indra, Anda dapat dengan mudah membedakan pewarna sintetik ini, karena memiliki kecenderungan warnanya yang mencolok atau terang dan kaku.

Selain itu, cabai dengan pewarna tambahan juga biasanya dapat mengelupas, terutama dalam kondisi kering, dengan hanya digosok menggunakan jari ataupun pelarut kimia.

Contoh pelarut kimia yang dapat mengetes cabai dengan pewarna sintetik adalah aseton atau alkohol absolut, bensin, dan bahan bakar minyak.

"Sedang warna alami tidak terjadi demikian," ujarnya.

Baca juga: Viral Kuda Nil Taman Safari Diberi Makan Botol Plastik, Ahli: Bisa Sebabkan Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com