KOMPAS.com- Sebuah meteorit yang ditemukan tahun lalu di gurun Sahara mungkin merupakan contoh batu vulkanik tertua di Tata Surya yang pernah ditemukan.
"Saya telah meneliti meteorit selama lebih dari 20 tahun dan ini mungkin meteorit baru yang paling fantastis yang pernah saya lihat," kata Jean-Alix Barrat, peneliti dari University of Western Brittany di Perancis, seperti dikutip dari New Scientist, Rabu (10/3/2021).
Dan benar saja, tim peneliti menemukan kalau meteorit yang disebut Erg Chech 002 atau EC 002 itu tidak seperti meteorit lain yang pernah ditemukan sebelumnya.
Analisis terhadap batuan antariksa tersebut menunjukkan bahwa bongkahan batu meteorit tertua di Tata Surya itu merupakan jenis batuan andesit.
Baca juga: Air Rendaman Batu Meteorit yang Jatuh di Lampung Diburu Warga, Ahli Jelaskan Kandungannya
Di Bumi, batuan tersebut kebanyakan ditemukan di zona subduksi, yakni area di mana lempeng tektonik bertabrakan, tetapi justru jarang muncul di meteorit.
Selama ini sebagian besar meteorit yang ditemukan di Bumi terbuat dari jenis batuan vulkanik lain yang disebut basal.
Analisis susunan kimiawi meteorit juga menunjukkan bahwa EC 002 mengalami proses meleleh dan mengeras kembali hampir 4,6 miliar tahun yang lalu.
Itu artinya batu meteorit EC 002 mungkin merupakan bagian dari kerak protoplanet kuno yang pecah di masa lalu Tata Surya.
Baca juga: Temuan Fosil Es 4,6 Miliar Tahun pada Meteorit, Ungkap Awal Tata Surya